• (F.A.Q)
  • catatan perjalanan
  • koleksi
  • tentang saya

Luangkanlahsejenak

~ Kebahagiaan akan terasa berarti apabila kita bisa saling berbagi

Luangkanlahsejenak

Tag Archives: Pendidikan

Yogya Semesta (Seri Ke-25)

12 Saturday Sep 2009

Posted by agung perdana t.s in Wisata, Seni dan Budaya

≈ Leave a comment

Tags

Pendidikan, Seni, yogya semesta

Siapa yang tidak mengenal jalan Malioboro “didunia” ini? Sebuah tempat pertemuan dari segala penjuru untuk menikmati ke khasan Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat.

Malioboro adalah jantung kota Yogyakarta yang tak pernah sepi dari pengunjung, nyaris selama 24 jam. Secara rumit dan sadar Malioboro membangun ekspose keindahan, keramahan serta kebengisannya. Malioboro mewadahi semuanya, seperti komersialisasi, sosialisasi, komunikasi, politisasi, sekularisasi bahkan lokalisasi pun ada.

Image Hosted by ImageShack.usyono dan kiting terlihat akrab dan serius sekali mendengarkan materi dari para narasumber

Image Hosted by ImageShack.us

Dalam diskusi seni dan budaya dalam Yogya Semesta kali ini, tema yang diangkat adalah tentang “Potret MALIOBORO, Tempo Doeloe, Sekarang Dan Yang Akan Datang”. Dengan menampilkan beberapa narasumber Drs. Slamet Soetrisno, M.Si (Pemerhati Budaya sekaligus Dosen Fak. Filsafat UGM), Ir. Munichi Bachron Edrees, M.Arch, IAI (Pemerhati Tata Ruang Kota & Ketua Ikatan Arsitek Indonesia, DIY), Widihasto Wasono Putro, S.Sos (Pemerhati Sosial & Dewan Penasehat Yayasan Pusat Studi Masyarakat).

Image Hosted by ImageShack.us

Dialog ini akan dipandu oleh moderator Drs. Djoko Dwijayanto, M.Hum (Kepala Dinas Kebudayaan DIY), memang tidak seperti biasanya sang pengasuh yaitu Hari Dendi selalu menjadi moderator, tetapi untuk kali ini sang pengasuh tidak bisa menemani para audien dikarenakan sedang bertugas ke negara Korea menemani Sri Sultan. Tentu hal ini tidak mengurangi antusias para audien karena para narasumber dalam menyajikan materi sangat berkesan, serta sang moderator yang selalu komunikatif dalam menyajikan rangkaian acara.

Bersambung (Content msh banyak)

Rate this:

Liputan Berpetualang Ke Karimunjawa (2)

05 Saturday Sep 2009

Posted by agung perdana t.s in Reportase Perjalanan, Wisata, Seni dan Budaya

≈ 7 Comments

Tags

Karimunjawa, Pendidikan, Perjalanan, Petualangan

Pasar Karimunjawa,

Pasar murah meriah, terletak disamping kantor kecamatan karimunjawa

Terlihat senyum simpul para pedagang di pasarkarimunjawa yang sangat ramah sekali, hampir seluruh pedagang adalah separuh baya tetapi mereka sangat ulet dan menjajakan dagangannya.

Beginilah suasana pasar karimunjawa dipagi hari, mereka menjual beragam kebutuhan rumah tangga dan sangat terbatas karena bergantung kepada suplai bahan dari Jepara. Pasar tutup sekitar jam 10an.

Wisata Religius

Snorkeling dan diving merupakan suatu hal yang wajar dilakukan bila kita berwisata ke pulau Karimunjawa. Namun  wisata religius seperti berziarah ke makam sunan Nyamplungan pun bisa dijadikan alternatif  untuk tujuan wisata, khususnya bagi mereka yang ingin mempelajari sejarah. Untuk pertunjukan seni dan budaya disini hampir punah karena kurangnya perhatian khusus dari pemerintah setempat dalam menjaga kelestarian seni dan budaya lokal.

Sunan Nyamplungan

Banyak versi memang yang menceritakan tentang sejarah sunan Nyamplungan itu sendiri. Berdasarkan penuturan dari juru kunci makam, yakni bapak Tyoso, Sunan Nyamplungan mempunyai nama asli Amir Hasan, ada yang mengatakan putra dari Sunan Kudus dan Dewi Rupil, namun ada pula yang mengatakan putra dari sunan Muria. Syekh Amir Hasan (Sunan Nyamplungan) terkenal dengan kebandelannya pada waktu itu. Sehingga oleh ayahnya, beliau disuruh pergi ke utara. Apabila dilihat dari gunung Muria, di arah utara tampak gugusan pulau yang tampak samar-samar (kremun-kremun). Oleh karena itu, pulau tersebut kemudian dinamakan Karimun Jawa (kremun-kremun kethok soko Jowo = samar-samar terlihat dari Jawa). Selain itu, dalam bahasa Arab, Karimun berarti mulya. Nama Karimun Jawa dapat diartikan mulya-mulyane Jowo (mulya-mulyanya Jawa.).

Nama Nyamplungan yang digunakan sebagai nama desa ini pada awalnya berasal dari nama pohon. Pada waktu itu, di sekitar pantai, banyak terdapat pohon nyamplung. Konon ceritanya, pohon Nyamplung ini cukup keramat. Sunan Nyamplungan sangat menggemari buah dari pohon ini. Pada tahun 1980-an, oleh pemilik tanah, pohon tersebut ditebang. Entah karena kebetulan atau tidak, bapak Ali seorang masyarakat lokal yang nekat melewati lokasi penebangan, hampir tertimpa pohon tersebut. pohon itu kebetulan mempunyai 2 cabang batang diatasnya, sehingga ketika posisi pohon telah jatuh ke tanah, cabang tersebut tepat mengapit tubuh Bapak Ali dan hanya sedikit menggores kulitnya.

Image Hosted by ImageShack.us

Legon lele

Lain cerita dengan legenda lele yang terkenal di daerah ini karena lele dikarimunjawa tidak memiliki patil yang tajam. Lalu kemudian daerah tempat berkembangbiaknya lele ini kemudian dinamakan Legon Lele. Sejarahnya saya kurang paham dan hanya tahu info yang sedikit, jadi tidak saya tulis disini. Didaerah legon lele ini merupakan daerah yang subur, walaupun tidak luas kita bisa melihat beberapa komoditas seperti perkebunan jambu mete, kelapa disepanjang pantai dan ada juga tanaman padi. Sumber mata air untuk kebutuhan dipulau karimunjawa terdapat didaerah ini.

Pemandangan didaerah Legon Lele

Di Legon Lele juga terdapat Bumi Perkemahan (Camping Ground), jadi bagi temen-temen yang mau merasakan suasana hutan bisa kemping disini, meskipun tidak begitu luas lumayan juga untuk pengalaman.

Rumput laut

Rumput laut dikarimunjawa sangat besar-besar berbeda dengan rumput laut yang ada di Yogyakarta, mungkin karena saya makannya disana, kalau sudah dibawa ke Jogja sudah menciut mungkin. Budidaya rumput laut dikarimunjawa 5 tahun terakhir ini sangat trend, berbeda pada waktu dulu, masyarakat lebih sering mencari ikan dengan keliling pulau menggunakan perahu. Mungkin karena rumput laut yang memliki harga jual tinggi dipasaran dan sangat diminati masyarakat diluar karimunjawa.

Image Hosted by ImageShack.us

Bersambung….

Rate this:

Liputan Berpetualang Ke Karimunjawa (1)

21 Friday Aug 2009

Posted by agung perdana t.s in Reportase Perjalanan, Wisata, Seni dan Budaya

≈ 12 Comments

Tags

Karimunjawa, Pendidikan, Perjalanan, Petualangan

Terbayar sudah penantian yang sempat tertunda selama 2 tahun untuk datang ke KARIMUNJAWA. Indah dan sangat luar biasa. Kalian harus kesana untuk bisa merasakan salah satu keindahan alam di Indonesia ini. Saya mungkin akan bercerita dengan beberapa jepretan poto yang saya abadikan untuk bisa merasakannya.

Image and video hosting by TinyPic

Dimulai dari perjalanan Jogja – Semarang – Jepara dan sampailah Karimunjawa. Untuk lebih tahu jelas tentang profile karimunjawa, teman2 bisa baca disini. Saya hanya memberikan info yang singkat-singkat saja atau update info dan selebihnya biarlah poto yang berbicara. Karimunjawa adalah salah satu kecamatan di kabupaten Jepara, disana terdapat 3 desa diantaranya desa karimunjawa, desa kemojan dan desa parang. Jumlah penduduk disana kurang lebih 8000 jiwa dan didominasi di desa karimunjawa itu sendiri. Sebagian besar penduduk disana bermata pencaharian sebagai nelayan dan mayoritas beragama islam. Para penduduk disana terdiri dari berbagai macam suku diantaranya suku jawa, madura, bajo dan bugis, sedangkan bahasa lokal yang digunakan bahasa jawa dan bugis.

Image and video hosting by TinyPic

Dengan membawa perbekalan dan uang saku secukupnya kita bisa ke karimunjawa dengan paket backpacker (pahe), transport dari jogja menuju semarang naik bis (35 rb) kemudian sesampainya di semarang mencari tumpangan saja ke arah jepara karena banyak sekali truk/pick up yang telah kosong karena muatan kayu2 ukiran dari jepara sudah dikirim ke semarang dan kita bisa menghemat kocek (10-15  rb). Selanjutnya nyebrang menuju karimunjawa dengan kapal muria paket ekonomi (Rp 28.500).

Image and video hosting by TinyPic

Gambar diatas adalah Pulau cilik/kecil, pulau ini kecil sekali dan hanya ada beberapa tanaman diantaranya pohon kelapa dan cemara laut. Untuk memutarinya saja hanya 5 menit dengan berjalan kaki. Terumbu karang disini sangat indah karena saya sempat menyelam juga disini ditambah dengan keanekaragaman jenis ikan, bintang laut dan teripang didalamnya, tapi hati2 juga karena bulu babi meraja lela.

Image and video hosting by TinyPic

Yang anda lihat diatas adalah salah satu penunggu pulau kecil bernama akib, dia sangat senang sekali untuk dikunjungi apalagi diberi makan. Enggak ding…..dia itu salah satu model saya. hehehehe.

(bersambung dulu yah)

-7.797224 110.368797

Rate this:

Mau ikut pelatihan seminggu di Bangkok?

21 Friday Aug 2009

Posted by agung perdana t.s in Celoteh Lingkungan

≈ Leave a comment

Tags

Karier, Konservasi, Pendidikan

Apabila anda berusia 20-35 tahun, punya kualitas kepemimpinan dan minat yang kuat dibidang perubahan iklim, punya latar belakang dan pengalaman kreatif atau pengalaman dalam membuat kebijakan untuk masyarakat, atau berpengalaman di bidang edukasi, pekerja sukarela, atau media massa, efektif berkomunikasi dalam bahasa Inggris, mempunyai komitmen tinggi untuk menyelesaikan proyek (dalam bidang perubahan iklim) setelah pelatihan, juga mau berkewajiban meneruskan informasi dan skil yang diperoleh dari pelatihan ini ke komunitas dan jejaringnya.

Silahkan unduh formulir pendaftaran di http://www.britishcouncil.or.id dan baca juga informasi selengkapnya di sana.

Partisipan yang berhasil lulus seleksi akan menjadi wakil Indonesia dan menjadi peserta aktif di jejaring Climate Cool di http://climatecoolnetwork.ning.com yang terdiri dari International Climate Champion dari seluruh dunia.

Pelatihan akan dilakukan secara interaktif selama seminggu penuh melalui presentasi, diskusi interaktif, kerja kelompok dan kunjungan lapangan ke beberapa organisasi yang bergerak dibidang kreatif dan pembangunan berkelanjutan. Partisipan juga akan mendengarkan presentasi dari beberapa pemangku kepentingan dari sektor yang berbeda yang akan memberikan perspektif mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Selamat ulang tahun Indonesiaku!

Pendaftaran ditutup 30 Agustus 2009 – Seluruh biaya + uang saku ditanggung oleh British Council.

sumber info

Rate this:

Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

13 Thursday Aug 2009

Posted by agung perdana t.s in Celoteh Nusantara

≈ 16 Comments

Tags

Pendidikan, Snapshoot

Pada waktu mengantarkan teman jalan2 ke daerah Kaliurang, mampir sejenak di Jamu Godhog dan menikmati secangkir jamu yang memiliki khasiat tertentu untuk kesehatan dan vitalitas tubuh. Saya melihat disamping toko tersebut  ada  kebun yang terhampar memanjang ke belakang toko dan ternyata itu adalah koleksi tanaman obat yang dijadikan jamu berkhasiat. Tidak tunggu lama lagi saya langsung mengeluarkan “senjata” dan langsung mengabadikannya deh….. Toga adalah singkatan dari tanaman obat keluarga. Tanaman obat keluarga bisa ditanam dalam sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan.

1. Gendola (Basella rubra Linn.)

Image and video hosting by TinyPic
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang usus buntu, Disentri, Berak darah, Influenza, Sembelit; Radang kandung kencing, Borok, Bisul, Abses, Campak (measles); Cacar air, Pegal linu, Reumatik, Radang selaput mata.

BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman.
KEGUNAAN:
Seluruh tanaman:
– Radang usus buntu (appendicitis), disentri, berak darah.
– Radang kandung kencing, kencing sedikit dan sakit
(anyang-anyangan).
– Influenza.
– Sembelit.
– Borok, bisul dan abses.

Bunga: – Campak (measles), cacar air (varicella).
Akar  :  – Pegal linu, rematik.
Buah :  – Radang selaput mata (conjungtivitis).

PEMAKAIAN: Untuk minum: Seluruh tanaman sebanyak 15-30 g, atau
30 g akar, direbus.

CARA PEMAKAIAN:
a. Radang usus, buntu:
Seluruh tanaman gendola sebanyak 60-70 gram dicuci bersih, potong-potong, Ialu direbus dengan air bersih secukupnya sampai bahan terendam seluruhnya. Setelah airnya sisa setengah, angkat dan dinginkan, Ialu diminum.
b. Influenza:
15 g daun segar dicuci Ialu direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan sedikit garam dan diaduk sampai larut.  Minum.
c. Sembelit: Daun segar dimasak, makan.

2. Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.)

Image and video hosting by TinyPic

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Hepatitis, infeksi saluran empedu, disentri basiler, tifoid, diare, ; Influenza, radang amandel (tonsilitis), abses paru, malaria, ; Radang paru (pneumonia), radang saluran napas (bronkhitis),; Radang ginjal akut (pielonefritis), radang telinga tengah (OMA), ; Radang usus buntu, sakit gigi, demam, kencing nanah (gonore),; Kencing manis (diabetes melitus), TB paru, skrofuloderma,; Batuk rejan (pertusis), sesak napas (asma), leptospirosis,; Darah tinggi (hipertensi), kusta (morbus hansen=lepra),; Keracunan jamur, singkong, tempe bongkrek, makanan laut,; Kanker:penyakit trofoblas, kehamilan anggur (mola hidatidosa),; Trofoblas ganas (tumor trofoblas), tumor paru.

BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Herba. Dipanen sewaktu tumbuhan ini mulai berbunga. Setelah dicuci, dipotong-potong seperlunya lalu dikeringkan.

INDIKASI :
Herba sambiloto ini berkhasiat untuk mengatasi:
– hepatitis, infeksi saluran empedu,
– disentri basiler, tifoid, diare, influenza, radang amandel (tonsilitis), abses paru, radang paru (pneumonia), radang saluran napas (bronkhitis), radang ginjal akut (pielonefritis akut), radang telinga tengah (OMA), radang usus buntu, sakit gigi,
– demam, malaria,
– kencing nanah (gonore),
– kencing manis (DM),
– TB paru, skrofuloderma, batuk rej an (pertusis), sesak napas (asma),
– darah tinggi (hipertensi),
– kusta (morbus hansen = lepra),
– leptospirosis,
– keracunan jamur, singkong, tempe bongkrek, makanan laut,
– kanker: penyakit trofoblas seperti kehamilan anggur (mola hidatidosa)
dan penyakit trofoblas ganas (tumor trofoblas), serta tumor paru.

CARA PEMAKAIAN :
Herba kering sebanyak 10 – 20 g direbus atau herba kering digiling halus menjadi bubuk lalu diseduh, minum atau 3 – 4 kali sehari,  4 – 6 tablet. Untuk pengobatan kanker, digunakan cairan infus, injeksi, atau tablet. Untuk pemakaian luar, herba segar direbus lalu airnya digunakan untuk cuci atau digiling halus dan dibubuhkan ke tempat yang sakit, seperti digigit ular berbisa, gatal-gatal, atau bisul.

CONTOH PEMAKAIAN :
a. Tifoid
Daun sambiloto segar sebanyak 10 – 15 lembar direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan madu secukupnya lalu diminum sekaligus. Lakukan 3 kali sehari.
b. Disentri basiler, diare, radang saluran napas, radang paru

Herba kering sebanyak 9 – 15 g direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. Air rebusannya diminum sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.
c. Disentri
Herba krokot segar (Portulaca oleracea) sebanyak 500 g diuapkan selama 3 – 4 menit, lalu ditumbuk dan diperas. Air perasan yang terkumpul ditambahkan bubuk kering sambiloto sebanyak 10 g sambil diaduk. Campuran tersebut lalu diminum, sehari 3 kali masing-masing 1/3 bagian.
d. Influenza, sakit kepala, demam
Bubuk kering sambiloto sebanyak 1 g diseduh dengan cangkir air panas. Setelah dingin diminum sekaligus, Lakukan 3 – 4 kali sehari.
e. Demam
Daun sambiloto segar sebanyak 1 genggam ditumbuk. Tambahkan 1/2 cangkir air bersih, saring lalu minum sekaligus. Daun segar yang digiling halus juga bisa digunakan sebagai tapal badan yang panas.

3. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza, Roxb.)

Image and video hosting by TinyPic

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit limpa, Sakit ginjal, Sakit pinggang, Asma, Sakit kepala; Masuk angin, Maag, Sakit perut, Produksi ASI, Nafsu makan; Sembelit, Sakit cangkrang, Cacar air, Sariawan, Jerawat.

Pemanfaatan:

a. Sakit Limfa
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1/2 rimpang lengkuas, 1 genggam daun meniran.
Cara membuat: temulawak dan lengkuas diparut, kemudian semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, dan disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 cangkir.
b. Sakit Ginjal
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1 genggam daun kumis kucing, 1 genggam daun kacabeling.
Cara membuat : temulawak diiris tipis-tipis, kemudian direbus bersama dengan bahan lainnya dengan 1 liter air, dan disaring.
Cara menggunakan: diminum selama 3 hari.
c. Sakit Pinggang
Bahan: 1 rimpang temulawak, 1 rimpang kunyit sebesar ibu jari, 1 genggam daun kumis kucing.
Cara membuat : semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air dan disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas.
d. Asma
Bahan: 1 1/2 rimpang temulawak, 1 potong gula aren.

Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan dikeringkan. Setelah kering direbus dengan 5 gelas air ditambah 1 potong gula aren sampai mendidih hingga tinggal 3 gelas, kemudian disaring.
e. Sakit Kepala dan masuk angin.
Bahan: beberapa rimpang temulawak.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis, dikeringkan dan ditumbuk halus menjadi tepung. Kurang lebih 2 genggam tepung temulawak direbus dengan 4-5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 3 gelas, kemudian disaring disaring.
f. Maag
Bahan: 1 rimpang temulawak.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan sebentar, kemudian direbus dengan 5-7 gelas air sampai mendidih dan disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas.

4.Sambung Nyawa (Gynura procumbens (Lour.)

Image and video hosting by TinyPic

KEGUNAAN DI MASYARAKAT
Batang tanaman Sambung nyawa sering digunakan untuk menurunkan demam. Sambung nyawa juga digunakan dalam upaya penyembuhan penyakit ginjal, disentri, infeksi kerongkongan, di samping itu digunakan pada upaya menghentikan perdarahan, mengatasi tidak datang haid dan gigitan binatang berbisa.
Umbi untuk menghilangkan bekuan darah (haematom), pembengkakan, patah tulang, dan perdarahan setelah melahirkan.

CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Untuk mengatasi gigitan ular / serangga digunakan daun dan umbi tumbuhan Sambung nyawa 1 batang, kunyit sebesar telur ayam 1 biji. Kunyit dikupas, dicuci kemudian ditumbuk bersama bahan lain hingga lembut. Tempelkan pada luka dan dibalut dengan air bersih.

Untuk mengatasi muntah darah / perdarahan rahim digunakan pohon Sambung nyawa dan umbinya 1 batang, kunyit 1 jari, kayu secang (tua) yang telah diserut 1/4 genggam. Kunyit dikupas, diiris tipis, kemudian direbus bersama bahan lainnya dengan air 2 gelas hingga tinggal 1 1/2 gelas. Angkat dan saring, diminum 2 kali sehari ½ gelas.

Untuk penyembuhan bisul digunakan daun Sambung nyawa segar 8 gram dicuci, ditumbuk sampai lumat. Kemudian ditempelkan pada bisul.

Rate this:

Yogya Semesta (Seri Ke-24)

07 Friday Aug 2009

Posted by agung perdana t.s in Wisata, Seni dan Budaya

≈ 1 Comment

Tags

Pendidikan, Seni, yogya semesta

Tepat jam 18.30 hari Selasa Wage 4 agustus 2009, teman saya bernama Walyono sms saya memberitahukan untuk datang ke Yogya Semesta, tanpa pikir2 lama lagi saya langsung bergerak dari hibernasi yang tiada henti2nya didalam kosan, setelah itu mempersiapkan diri dan tentu saja wajib membawa “senjata” untuk mengabadikan moment tersebut di Kepatihan (Kantor Gubernur DIY). Entah sudah kesekian kalinya saya mengikuti acara “Yogya Semesta” dengan berbagai materi “Dialog Budaya & Gelar Seni” yang setiap datang selalu disuguhi dengan dialog komunikatif dari beberapa pembicara yang sangat memberikan manfaat ilmu dan pengetahuan bagi saya sendiri, dan tak lupa juga Hari Dendi selaku pengasuh Yogya Semesta selalu kreatif dalam memandu dan menyajikan rangkaian acara keseluruhan, terlebih lagi dalam mempertunjukan kesenian tradisional dari Indonesia maupun Mancanegara.

Image and video hosting by TinyPic
Pada malam itu tema yang diangkat adalah “SINERGI TRIPILAR: Pariwisata – Budaya – Pendidikan”, Artinya dalam membicarakan persoalan budaya tentu tak akan lepas dari yang namanya wisata, dan pendidikan selalu saja ada didalamnya. Ketika membicarakan wisata, tentu saja akar budaya lokal tidak akan lepas dalam pengemasannya dan tentu saja budaya sebagai basis pendidikan. Betul gak….

Dialog tersebut dipaparkan oleh dua narasumber dari sudut pandang yang berbeda, Drs. Djoko Dwiyanto, MHum, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, memaparkan kebijakan dan upaya-upaya membangun sinergi pengembangan kebudayaan dan pariwisata, sedangkan Drs. Bambang Sunaryo, MA, Msc, Staf ahli STUPA Indonesia, memaparkan hasil kajiannya dalam pengembangan pariwisata budaya sebagai mandat Undang-Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan. Setelah itu materi tersebut akan dibahas oleh dua narasumber lainnya, Ir. H. Yuwono Sri Suwito, MM sebagai Ketua Dewan Kebudayaan DIY dan Ketua Dewan Pertimbangan Pelestarian Warisan Budaya Yogyakarta, dan Prof. Dr. Wuryadi, MS selaku Guru Besar MIPA-UNY dan merangkap sebagai Ketua Dewan Pendidikan DIY. Dalam dialog tersebut ada beberapa poin penting tentang sinergis dan keterpaduan program2 kegiatan tiga pilar. Dalam dialog tersebut yang dipandu oleh Hari Dendi selaku pengasuh Yogya Semesta, untuk mencairkan suasana pengasuh menyelingi dengan Seni Musik Tiongkok oleh Lilyana Irawan dan Seni Musik Bambu “Rinding Gumbeng” dari Jerukwudel Gunung Kidul.

Dari ketiga pilar diatas memang seyogyanya harus terintegrasi secara sinergis dan harus memberikan dampak positif bagi siapapun yang berbenturan dengan hal tersebut dan dilakukan secara bijaksana dan berkesinambungan. Namun pada kenyataannya wisata budaya selalu saja memberikan dampak negatif kepada pelaku dan penikmat wisata, banyak dari ulah pariwisata yang merusak keindahan alam, mengotori lingkungan dan budaya dan sebagainya. Pembangunan pertokoan besar atau mall malah menjadikan suasana kota budaya semakin terkikis. Contoh saja kota Yogyakarta, yang pada akhir tahun 2006 kita masih menjumpai bangunan2 rumah bersejarah, monumen yang terawat, pepohonan yang indah dan rimbun, taman dimana-mana, kuliner lokal yang khas dan sebagainya…tetapi sekarang semakin tergeser akibat modernisasi, pembangunan infrastruktur tak berbasis budaya, oknum yang berkepentingan dan akibat masyarakat Yogyakarta sendiri yang semakin berkurang jiwa seni dan budayanya.

Ketika beberapa teman dikampus saya tanya, khususnya teman asli dan besar Jogja.

Apa yang anda temukan ketika datang ke Candi bersejarah seperti Borobudur dan Prambanan? Belum pernah kesana gung jawabnya….Ya ampun, kasian bgt deh lu. Lalu pernah ikutan atau melihat Labuhan atau Gunungan diKraton, Nonton Jathilan, Gamelan,  Wayangan, Ulen Sentallu, Sendratari Ramayana dan sebagainya-dan sebagainya atau bahkan datang ke Taman Budaya deh….belum pernah, pernah liat sebentar itupun waktu kecil, sudah lupa, gak doyan, apaan tuh kayak gak ada kerjaan lain…begitulah variasi jawabannya….ampun tuhan. Semoga masih ada generasi selanjutnya yang tetap berseni dan berbudaya.

…Mari tetap melestarikan sekaligus mengenalkan keanekaragaman seni dan budaya Indonesia…

Rate this:

← Older posts
Newer posts →

aperdanats

  • agung perdana t.s

Kategori

  • Agenda Luangkanlahsejenak (14)
  • Celoteh Film (5)
  • Celoteh Lingkungan (26)
  • Celoteh Nusantara (15)
  • Celoteh Pertanian (2)
  • Environment & Social Responsibility (1)
  • Jepretan Alamakjang (4)
  • Reportase Perjalanan (10)
  • Seputar Gorontalo (2)
  • Seputar Yogyakarta (1)
  • status (4)
  • Wisata, Seni dan Budaya (32)

Archives

  • September 2014
  • January 2013
  • August 2012
  • June 2012
  • May 2012
  • January 2012
  • August 2011
  • April 2011
  • September 2010
  • June 2010
  • May 2010
  • April 2010
  • March 2010
  • February 2010
  • January 2010
  • December 2009
  • November 2009
  • October 2009
  • September 2009
  • August 2009
  • July 2009
  • June 2009
  • May 2009
  • April 2009
  • March 2009
  • January 2009

Angkringan Brainstorming Buku Download Film Hunting Internet Jazz Kagama Riau Karier Karimunjawa Konservasi Lagu Lomba Pendidikan Perjalanan Petualangan Puisi Sejarah Seminar Seni Snapshoot Wisata yogya semesta

Link populer

  • Dunia Fotografi
  • Hyem
  • Jejak Petualang
  • Kick andy
  • Mac Indonesia
  • Mac Internasional

Warta dunia

  • greenpeace
  • koran internet
  • Lowongan kerja
  • National geographic
  • pertaniansehat
  • situshijau
  • supportergreenpeace
  • supporterwwf
  • wwf

Blog teman

  • hermawan kartajaya
  • ipin
  • Laili Aidi
  • nahda
  • nursatria
  • plantagama
  • primordia
  • rosodaras
  • S. Riyanta
  • sita
  • uup
  • wimar witoelar
  • yulian

Core

  • Register
  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.com

RSS National Geographic

  • An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.

RSS Travel detik

  • An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.

Twitter @airasiaID

  • RT @andrewiredja: Enjoying Komodo National Park, Labuan Bajo mesmerizing view. You guys should visit this place at least one in our lifetim… 3 years ago

Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 10 other subscribers
Sebuah petualangan tidak hanya meluangkan waktu, keringat dan materi saja tetapi itu adalah sebuah perjalanan spiritual dalam peningkatan kualitas hidup seseorang...agungpts_2010

Blog Stats

  • 82,888 pengunjung


Google PageRank Checker

Blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • Luangkanlahsejenak
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • Luangkanlahsejenak
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar