• (F.A.Q)
  • catatan perjalanan
  • koleksi
  • tentang saya

Luangkanlahsejenak

~ Kebahagiaan akan terasa berarti apabila kita bisa saling berbagi

Luangkanlahsejenak

Tag Archives: Film

Beberapa istilah tingkatan kualitas film di internet

11 Friday Dec 2009

Posted by agung perdana t.s in Celoteh Film

≈ 4 Comments

Tags

Film, Pendidikan

Berhubung saya sering hunting film2 dokumenter, action dan perang di dunia maya, hal yang sangat penting adalah dengan membaca kualitas gambar dan suara karena sayang bangetkan sudah menghabiskan waktu yg banyak  untuk mendownload ternyata gambarnya kurang terang ataupun suaranya masih cempreng. Untuk itu kita harus memahami tingkatan kualitas film supaya puas dan berkesan.

  • DVDRip : suatu format film yang merupakan salinan dari DVD Original. Jadi kualitas gambar dan suaranya baik sekali. DVDRip pasti ada jika DVD Originalnya beredar di pasaran.
  • DVDScr : suatu format film dupiklat dari promo DVD yang akan digunakan sebagai promosi. DVDScr akan ada sebelum DVD originalnya keluar di pasaran. Kualitas gambar dan suaranya hampir setara dengan DVDRip, hanya saja pada gambar video sering terdapat beberapa tulisan penjelasan yang terpampang di layar tentang DVD tersebut yang biasanya sedikit menggangu kita.
  • R5 : untuk tipe ini, kualitas gambar hampir setara dengan DVDRip, tetapi untuk kualitas suara biasanya agak jelek (cempreng), meskipun ada beberapa yang kualitas suaranya sudah bagus, namun tetap saja masih ada sedikit noise sehingga mengurangi kenyamanan dalam menonton film tersebut.
  • CAM : kualitas jenis ini merupakan hasil dari rekaman camera digital, langsung di bioskop sehingga terkadang penonton yang lalu lalang ikut terekam. Rekaman kualitas ini biasanya menggunakan mini tripod sehingga sering terdapat sedikit goncangan. Kualitas video ini sangat jelek dan tidak dianjurkan.
  • TS (Telesync) : kualitasnya hampir sama dengan jenis CAM. Namun kualitas gambar dan suara TS sedikit lebih baik dari CAM karena TS merupakan CAM yang telah dilabel ulang.
  • Bluray/HD : Resolusi jauh lebih besar yaitu 1920×1080 atau 1280×720 (tergantung filenya). Konsekuensinya, file jadi besar dan memutarnya juga berat, sehingga diperlukan spesifikasi komputer yang tinggi juga. kalau tidak nanti jadi patah-patah. Kualitas ini jauh lebih baik dari DVDRip.
  • mHD : mini/micro HD, hampir sama dengan HD, tetapi dengan resolusi yang lebih kecil yaitu 1280x5xx, sehingga ukuran filepun juga lebih kecil dibandingkan HD.
  • Workprint : film yang belum diedit efek visulnya secara keseluruhan. Bisanya terdapat adegan yang hilang, suara yang tidak beraturan. Kualitas film ini bervariasi dari yang paling baik hingga yang paling buruk.
  • VCD : biasanya digunakan untuk transfer kualitas rendah (CAM / TS / TC / Screener (VHS) / TVrip (analog) untuk membuat ukuran file yang lebih kecil.

Biasanya urutan keluarnya sebuah film di internet yaitu sebagai berikut, meskipun tidak selalu :
CAM -> TS -> R5 -> DVDScr -> DVDRip

Info: googling saja

Hasil film tipe DVDRip akan ber ekstensi .avi dan biasanya saya akan mencari film dengan ekstensi atau format RMVB saja, karena lumayan bisa menghemat hard disk,  jumlah file format RMVB biasanya setengah dari format AVI karena dengan format RMVB, besar kecilnya file tergantung kepada gambar dan suara yang terjadi pada film. Contohnya  film dalam adegan perang akan membutuhkan file yang banyak dibandingkan dengan adegan berbicara. Apabila hunting RMVB gak dapet kita bisa juga konvert sendiri untuk memangkas file besar dengan file yg lebih kecil dengan gambar dan suara yang setara dengan avi juga. Selamat mencoba…

Rate this:

Pameran 120 Tahun Menara Eiffel di LIP Jogja

29 Sunday Nov 2009

Posted by agung perdana t.s in Celoteh Film, Wisata, Seni dan Budaya

≈ 2 Comments

Tags

Film, Pendidikan, Seni

Daripada suntuk dikos, stress abis praktikum, bingung ngerjain laporan dan skripsi atau bingung gak punya acara mendingan kita liat yuk Pameran gambar dan esai tentang Menara Eiffel oleh 30 murid SMA/SMK yang mengajarkan bahasa Prancis di Yogyakarta dan Purworejo.

Pembukaan pameran
Senin, 30 November 2009, jam 19.00 di LIP auditorium (Jl. Sagan 3 Yogyakarta)
Pameran gambar dan esai oleh 30 murid dari SMK/SMA yang mengajarkan bahasa Prancis di Yogyakarta dan di Purworejo

Banyak kejutan (doorprizes untuk pemenang, pementasan teater oleh Classe de conversation, foto bersama La Tour Eiffel dan banyak lagi)
Pameran akan berlansung sampai 5 Desember 2009 di LIP galerie (10.00-19.00)
Desain pameran oleh Anais, Anouk & Fanny
Gratis dan terbuka untuk umum!!
Info: lipjogja
*******************************************************************************
Nah, selain acara diatas ada juga acara nonton fillm dan pameran gratis loh.

CineLIP Desember 2009

CinéLIP “Planet kita”
(Auditorium LIP, Jalan Sagan 3, www.lipjogja.co.id)
Desember 2009
Semua film dan pameran gratis

7 Desember – 15.00 & 9 Desember -19.00
LIP auditorium :
Home (Yann Arthus-Bertrand, 2009, 90 mins, bahasa Inggris dengan teks Inggris) www.home-2009.com
Film yang banyak dibicarakan tahun ini karya sutradara Yann Arthus-Bertrand, untuk memahami lebih baik tentang bahaya yang akan dialami planet ini jika manusia tidak melindunginya.
———————

14 Desember – 15.00
LIP auditorium :
Le peuple migrateur (Jacques Perrin, 2001, 100 mins,  bahasa Prancis)
Film dokumenter hebat yang menampilkan migrasi burung-burung, terutama beberapa varietas angsa yang dijinakkan untuk pembuatan film ini. Gebrakan besar yang ditunjukkan film ini adalah bisa memfilmkan adeganterbang bersama burung-burung dari sebuah pesawat ultra ringan.
———————

21 Desember – 15.00 & 23 Desember -19.00
LIP auditorium :
La France vue du ciel (Sylvain Augier, 2006, 105 mins, Bahasa Prancis/Inggris)

Orang bilang bahwa Prancis adalah negeri terindah di dunia….memang benar! Negeri ini menawarkan seluruh pemandangan dengan keragaman sangat luar biasa yang tidak akan membuat orang bosan, seperti yang ditunjukkan oleh film dokumenter karya Sylvain Augier ini yang terbang melintasi Prancis dengan helikopter.
———————

28 Desember – 15.00 & 30 Desember -19.00
LIP auditorium :
Microcosmos, le peuple de l’herbe (Claude Nuridsany & Marie Pérennou, 1996, 85 mins, bahasa Prancis)
Film dokumenter yang jangan sampai terlewatkan tentang kehidupan serangga dengan gambar-gambar yang luar biasa ketajamannya dalam hal menyorot kehidupan makhluk-makhluk yang sangat kecil.
———————

7-31 Desember
LIP lobby:
Menjelajahi semesta, Langkah-langkah kita di masa depan: Pameran dalam rangka tahun astronomi sedunia 2009, yang diselenggarakan oleh Pusat Ilmu Pengetahuan Region Centre, dan diprakarsai oleh Kementrian Urusan Luar Negeri dan Eropa serta didukung oleh Kementrian Pendidikan Tinggi dan Penelitian.

Rate this:

Petualangan dan Cinta dan juga Afrika

15 Friday May 2009

Posted by agung perdana t.s in Celoteh Film

≈ Leave a comment

Tags

Film

OUT OF AFRICA film terbaik 1986 patut diacungi 3 jempol deh…film yang berlatar belakang di Afrika ini sangat memikat hati dan dihadirkan pula kehidupan satwa2 liar disana yang akan terasa juga fantasinya.

Pemain : Meryl streep, Robert Redford

Sutradara : Sidney Pollack

Sinopsisnya:”SAYA harus pergi,” cetus Karen di antara pohon-pohon tinggi, di tepi hutan, di tengah keasyikan berburu. “Ke mana saja, Amerika… Sri Lanka… Afrika.” Suara Karen adalah letupan hati yang terluka. Untuk kesekian kali ia dikhianati pacarnya, Hans von Blixen, saudara Bror von Blixen, pria yang saat itu berusaha menyabarkannya.

Lari adalah bagian dari pedih peri, dan Karen tergolong sedikit wanita yang sungguh-sungguh melakukannya. Ia memilih lari ke Afrika — tepatnya ke Kenya, tapi sebelum itu ia memilih Bror sebagai suaminya. Malang bagi Karen, Bror ternyata tidak lebih baik dari Hans, hal yang baru terungkap sesudah wanita ini telanjur menanamkan uangnya di bukit Ngong, pada perkebunan kopi yang cukup luas tapi tidak cukup menguntungkan.

Tidak banyak beda dari bangsawan Eropa pada pergantian abad ini, Bror yang bergelar baron itu senang bertualang dan senang main perempuan. Kepada Karen ia cuma sanggup memberikan gelar bangsawan dan sifilis. Pada masa itu sekitar Perang Dunia I –kendati ada kereta api di Kenya, dan pesawat terbang sudah ditemukan, belum ada obat manjur untuk sifilis. Masih dalam usia sangat muda Karen yang penuh vitalitas itu harus menyadari bahwa hidupnya sudah separuh hancur.

Ia pulang ke Denmark untuk berobat. “Arsenik adalah sekutu saya melawan musuh yang tidak pernah saya lihat,” begitu tulis Karen tentang obat sifilis paling ampuh di amannya. Ia sembuh, tapi kehilangan peluang untuk punya anak. Toh Karen kembali ke Afrika, menemui Bror yang merasa berdosa, dan yang minta maaf, dan yang tetap main perempuan. Ketika akhirnya Karen mengharuskan Bror angkat kaki dari rumah, Bror menerima vonis itu dengan patuh. Bahkan ketika sekali waktu ia menemukan Karen berdua-dua saja dengan Denys Finch Hatton di rumah itu, Bror tetap tenang. “Semestinya Anda sudah melamar dia,” hanya itu ucapnya. “Memang,” kata Denys, tak acuh.

Kenyataannya, Denys tidak pernah melamar Karen. Dia bukan petualang tipe Bror yang sekadar mengembara di dunia wanita dan sekitarnya. Berasal dari keluarga bangsawan Inggris, pernah mengecap pendidikan di Eton dan Oxford, Denys identik dengan semangat petualangan itu sendiri, sesuatu yang mengingatkan kita pada Hemingway. Dia hanya mengenal kebebasan, kesendirian, kegelisahan, pencarian diri, dan pencarian hakikat yang tidak putus-putusnya.

Adalah Afrika, sastra dan singa-singa yang mempersilangkan jalan nasib Karen dan Denys. Kesemua itu punya daya tarik yang sama kuatnya terutama karena Denys, di samping biasa menjual gading dan menembak singa, senang pula pada sastra seperti Karen juga. Wajar jika kehadiran Denys yang tampan menguntumkan harapan di hati Karen.

Sikap pria itu yang tidak terikat pada nilai-nilai lama — kecuali nilai-nilai yang dibuatnya sendiri — telah memudahkan segalanya. “Saya kebal terhadap segala penyakit,” kata Denys ketika mendengar pengakuan Karen bahwa ia pernah mengidap sifilis. Hubungan mereka pun terbina, hubungan antara dua kekasih yang tidak pernah sekali pun mengucapkan cinta.

Harus diakui kemahiran Sutradara Sidney Pollack mengolah tema cinta jenis ini: sangat bergairah tapi juga sangat berpotensi untuk pecah (ingat The Way We Were). Dan penyebabnya jelas: Denys tidak sedia membagi hidupnya dengan siapa pun, sementara Karen secara sangat tidak bijak menuntut sebuah perkawinan.

Sebenarnya tidak sukar bagi Karen untuk memahami gaya hidup Denys — tapi dalam perkara cinta, seorang wanita adalah seorang wanita. Ini terungkap jelas dalam kata-kata Karen, “Dengan perkawinan setidaknya ada seorang pria yang bisa saya miliki untuk saya sendiri.” Gagasan ini terdengar asing di telinga Denys.

Percintaan modern memang kaya dan menjadi lebih menarik untuk difilmkan karena hal-hal seperti pandangan hidup, sikap hidup, cita-cita. Pada mulanya semua itu dirasa mutlak, begitu besar dan tidak bisa ditawar-tawar, tapi kemudian terbukti bukan apa-apa. Ketika Denys akhirnya menyadari bahwa konsep hidup bersendiri yang dipertahankannya mati-matian mulai lumer perlahan-lahan –karena tuntutan cinta — maka segalanya sudah terlambat. Dan takdir seakan ikut menunjang: pesawatnya terbakar di Tsavo, Denys tewas, padahal dia sudah berjanji akan mengantar Karen ke Nairobi.

Penonton yang pernah membaca buku Out of Africa, karya Isak Dinesen (nama samaran Karen Blixen), akan beroleh kesan bahwa kisahnya agak lain. Memang dalam buku itu, kehidupan pribumi Afrika mendapat porsi terbesar, sementara yang terangkat dalam film adalah kehidupan pribadi pengarangnya. Toh bukan berarti Afrika cuma sekadar bingkai. Kamera telah sangat peka menangkap nuansa-nuansa yang khas: terik matahari di atas padang, awan yang keperakan, masyarakat kolonial.

Dan Meryl Streep, sebagai Karen, bermain bagus hingga Robert Redford, yang memerankan Denys, terbawa olehnya. Beberapa adegan (dan dialog) sangat mengesankan: pertarungan lawan singa, percintaan menggebu Karen-Denys — yang hanya Pollack sendiri mampu mengungkapkannya — dan juga dansa mereka yang penghabisan. Ketika film berakhir pada semak dan padang, ketika udara hening dan kaki langit terbentang di belakangnya, penonton hanya dapat merasa bahwa tujuh Oscar itu memang layak untuk Out of Africa.

Sumber: Majalah Tempo

Rate this:

aperdanats

  • agung perdana t.s

Kategori

  • Agenda Luangkanlahsejenak (14)
  • Celoteh Film (5)
  • Celoteh Lingkungan (26)
  • Celoteh Nusantara (15)
  • Celoteh Pertanian (2)
  • Environment & Social Responsibility (1)
  • Jepretan Alamakjang (4)
  • Reportase Perjalanan (10)
  • Seputar Gorontalo (2)
  • Seputar Yogyakarta (1)
  • status (4)
  • Wisata, Seni dan Budaya (32)

Archives

  • September 2014
  • January 2013
  • August 2012
  • June 2012
  • May 2012
  • January 2012
  • August 2011
  • April 2011
  • September 2010
  • June 2010
  • May 2010
  • April 2010
  • March 2010
  • February 2010
  • January 2010
  • December 2009
  • November 2009
  • October 2009
  • September 2009
  • August 2009
  • July 2009
  • June 2009
  • May 2009
  • April 2009
  • March 2009
  • January 2009

Angkringan Brainstorming Buku Download Film Hunting Internet Jazz Kagama Riau Karier Karimunjawa Konservasi Lagu Lomba Pendidikan Perjalanan Petualangan Puisi Sejarah Seminar Seni Snapshoot Wisata yogya semesta

Link populer

  • Dunia Fotografi
  • Hyem
  • Jejak Petualang
  • Kick andy
  • Mac Indonesia
  • Mac Internasional

Warta dunia

  • greenpeace
  • koran internet
  • Lowongan kerja
  • National geographic
  • pertaniansehat
  • situshijau
  • supportergreenpeace
  • supporterwwf
  • wwf

Blog teman

  • hermawan kartajaya
  • ipin
  • Laili Aidi
  • nahda
  • nursatria
  • plantagama
  • primordia
  • rosodaras
  • S. Riyanta
  • sita
  • uup
  • wimar witoelar
  • yulian

Core

  • Register
  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.com

RSS National Geographic

  • An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.

RSS Travel detik

  • An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.

Twitter @airasiaID

  • RT @andrewiredja: Enjoying Komodo National Park, Labuan Bajo mesmerizing view. You guys should visit this place at least one in our lifetim… 3 years ago

Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 10 other subscribers
Sebuah petualangan tidak hanya meluangkan waktu, keringat dan materi saja tetapi itu adalah sebuah perjalanan spiritual dalam peningkatan kualitas hidup seseorang...agungpts_2010

Blog Stats

  • 82,888 pengunjung


Google PageRank Checker

Blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • Luangkanlahsejenak
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • Luangkanlahsejenak
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar