Tags
Siapa yang tidak mengenal jalan Malioboro “didunia” ini? Sebuah tempat pertemuan dari segala penjuru untuk menikmati ke khasan Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat.
Malioboro adalah jantung kota Yogyakarta yang tak pernah sepi dari pengunjung, nyaris selama 24 jam. Secara rumit dan sadar Malioboro membangun ekspose keindahan, keramahan serta kebengisannya. Malioboro mewadahi semuanya, seperti komersialisasi, sosialisasi, komunikasi, politisasi, sekularisasi bahkan lokalisasi pun ada.
yono dan kiting terlihat akrab dan serius sekali mendengarkan materi dari para narasumber
Dalam diskusi seni dan budaya dalam Yogya Semesta kali ini, tema yang diangkat adalah tentang “Potret MALIOBORO, Tempo Doeloe, Sekarang Dan Yang Akan Datang”. Dengan menampilkan beberapa narasumber Drs. Slamet Soetrisno, M.Si (Pemerhati Budaya sekaligus Dosen Fak. Filsafat UGM), Ir. Munichi Bachron Edrees, M.Arch, IAI (Pemerhati Tata Ruang Kota & Ketua Ikatan Arsitek Indonesia, DIY), Widihasto Wasono Putro, S.Sos (Pemerhati Sosial & Dewan Penasehat Yayasan Pusat Studi Masyarakat).
Dialog ini akan dipandu oleh moderator Drs. Djoko Dwijayanto, M.Hum (Kepala Dinas Kebudayaan DIY), memang tidak seperti biasanya sang pengasuh yaitu Hari Dendi selalu menjadi moderator, tetapi untuk kali ini sang pengasuh tidak bisa menemani para audien dikarenakan sedang bertugas ke negara Korea menemani Sri Sultan. Tentu hal ini tidak mengurangi antusias para audien karena para narasumber dalam menyajikan materi sangat berkesan, serta sang moderator yang selalu komunikatif dalam menyajikan rangkaian acara.
Bersambung (Content msh banyak)