• (F.A.Q)
  • catatan perjalanan
  • koleksi
  • tentang saya

Luangkanlahsejenak

~ Kebahagiaan akan terasa berarti apabila kita bisa saling berbagi

Luangkanlahsejenak

Author Archives: agung perdana t.s

Tentang KBps dan kbps yang sangat rancuh!

24 Wednesday Jun 2009

Posted by agung perdana t.s in Celoteh Nusantara

≈ 6 Comments

Tags

Internet

Banyak teman-teman yang bertanya kepada saya bahkan dengan lantang mengeluarkan statement “kecepatan downloadku cepet dong 384 kbps, gak sperti punyamu” atau bahkan yang sangat kasihan sekali “punyaku 256 kbps tapi kok sangat lambat sekali downloadnya”. Penjelasan KBps dan kbps adalah 2 hal yang “SANGAT” berbeda akan tetapi sangat sulit dibedakan dalam “PENGUCAPAN” dan sering menimbulkan salah pengertian. Dua kata tersebut memiliki perbedaan yang sedikit tapi sangat berarti, KBps menggunakan huruf B besar dan kbps satunya lagi menggunakan huruf b kecil, yang artinya KBps adalah KiloByte per second sedangkan kbps adalah kilobit per second. Penyedia layanan internet menyebutkan kecepatan akses mereka dengan kbps sedangkan kecepatan download yang tertera di komputer biasanya adalah KBps.
Hal ini sering menimbulkan pertanyaan “katanya 256 kbps kok dapatnya waktu download cuman 32 KBps ?
Kalau dijabarkan, jika 1 Byte = 8 bit artinya bila berlangganan 1 Mbps Dedicated dan dapatnya adalah 128 KBps x 8 = 1024 Kbps / 1 Mbps

Jika kecepatan 256 kbps maka yang didapat adalah 256/8= 32 KBps
Jika kecepatan 384 kbps maka yang didapat adalah 256/8= 48 KBps

Begitu juga sebaliknya untuk mengetahui berapa bandwidth yang didapat dari provider dengan melihat satuan yang didapat dari download misal :

Jika tertera 10kBps maka kecepatan yang di dapat dari provider adalah 10X8=90kbps
Jika tertera 20kBps maka kecepatan yang di dapat dari provider adalah 20X8=160kbps
Tetapi kecepatan tersebut tidak bisa menjadi patokan 100%, karena biasanya pada saat download kita juga melakukan browsing, chatting atau bahkan melakukan download file yang lainnya.

Contoh kasus:
Saya berlangganan IM2 yang menjanjikan kecepatan 265 kbps dalam limit kuota download 2GB (Produk lama), kalau yang 2,5GB (produk baru). Ketika mendownload sebuah file dan masih dalam kuota kecepatan downloadnya menjadi 256 kbps/8 = 32 KBps dan setelah waktu kuota habis kecepatan mendownload turun menjadi 64 kbps/8 = 8 KBps.
Tetapi realita yang terjadi sekarang ketika masa kuota habis kecepatan downloadku turun sangat drastis, jangankan mencapai 8 KBps yang sudah dijanjikan. Mencapai 2 KBps saja tidak sampai dan itu sangat membuang waktu dalam menunggu dan seharusnya PT. Indosat Mega Media bertanggung jawab dalam menyelesaikan permasalahan ini untuk memuaskan pelanggannya. Kecewa pisan euy…!!!
Nah…sudah mengertikan .

Rate this:

Cara Jitu Mengelola Stress

21 Sunday Jun 2009

Posted by agung perdana t.s in Celoteh Nusantara

≈ Leave a comment

Tags

Brainstorming

Stress tampaknya kini telah menjadi teman yang begitu akrab dalam keseharian kehidupan kita. Ada banyak hal yang bisa menyebabkan kita tergelincir dalam kondisi stress. Mungkin lantaran beban kerja yang terus menumpuk, dan rasanya ndak pernah kunjung usai. Sudah begitu mungkin kita mesti menghadapi lingkungan kerja kantor yang tak kunjung bisa menentramkan hati.
Kita mungkin juga bisa stress lantaran kondisi keuangan keluarga yang terus terhimpit (aduh gaji ndak naik-naik, sementara ongkos hidup terus meliuk-liuk). Atau juga lantara bisnis kita stagnan, dan dagangan ndak laku sementara modal kerja sudah makin menipis. Ringkasnya, begitu banyak hal yang barangkali bisa membikin kita stress dan kepala pening nyut-nyutan.
Jangan cemas, teman. Dari sejumlah wacana mengenai stress management, terdapat sejumlah siasat dan tema yang bisa kita pahami untuk bisa mengelola stress dengan ampuh. Disini kita hendak mengungkap mengenai tiga elemen kunci yang amat berpengaruh terhadap derajat kekuatan mental kita dalam menahan tekanan hidup yang datang silih berganti.

Aspek yang pertama adalah your PERCEPTION. Pada akhirnya stress sungguh amat tergantung pada persepsi dan cara pandang kita menatap fakta hidup di sekeliling kita. Dua orang mungkin bisa menemui masalah yang persis serupa, namun persepsi dua orang itu atas masalah itu bisa berbeda sama sekali. Disini terkuak bahwa individu yang cenderung memiliki persepsi atau pola pikir yang negatif (atau selalu menatap sebuah problem dari kacamata yang penuh dengan pesismisme dan “buram”) cenderung akan mudah tergelincir dalam genangan stress yang meruap-ruap.

Sebaliknya, individu yang selalu dibekali dengan positive mindset, yang selalu bisa melihat setitik asa dibalik segunung dilema, cenderung tidak mudah terkena stress. Persepsi mereka atas sebuah masalah selalu berfokus pada solusi dan berorientasi masa depan; dan ini membuat mereka senantiasa bisa mengelak dari beban stress yang berkepanjangan. Lalu bagaimana cara membangun persepsi yang positif? Anda bisa menemukan jawabannya disini.

Aspek yang kedua adalah your LOCUS of CONTROL. Individu dengan dengan “internal locus of control” percaya bahwa mereka paling bertanggungjawab dalam mengendalikan nasib mereka – bukan pihak/orang lain. Sebaliknya, individu dengan “external locus of control” percaya bahwa nasib mereka lebih ditentukan dan dikendalikan oleh kekuatan dari luar; oleh bos mereka, atau oleh “manajemen perusahaan”, atau oleh “kebijakan pemerintah” (duh).

Dari sejumlah penyelidikan, terbukti bahwa orang yang memiliki external locus of control cenderung mudah “menyerah” pada tekanan hidup; mentalnya rapuh, pasif, serta jarang memiliki kegigihan untuk memperbaiki jalan kehidupannya. Orang seperti ini biasanya gampang terkena stress. Sebaliknya, orang yang memiliki internal locus of control cenderung memiliki keyakinan kuat pada dirinya sendiri, dan tidak mudah tergelincir dalam stress.

Aspek terakhir dan paling penting dalam menjaga ketenangan hati adalah your SPIRITUALITY LEVEL. Kapan terakhir kali Anda bangun ditengah malam untuk merajut sebuah perjumpaan yang intens dengan Sang Kekasih Hati; dan kemudian tenggelam dalam rintihan doa yang menghanyutkan? Kapan terakhir kali Anda bangun di keheningan fajar, membasuh muka, dan lalu berjalan menuju Mesjid untuk menegakkan sholat Subuh berjamaah?

Individu yang selalu mendedahkan raga dan batinnya dengan Sang Pencipta tentu saja akan selalu dibasuh oleh jalan hidup yang menentramkan. Aura ketenangan hati selalu menyeruak, dan stress barangkali akan sukar hinggap didalamnya.
Sebaliknya, individu yang kian jauh dengan Sang Pencipta, yang berbondong ke Mesjid hanya seminggu sekali, yang pergi ke Gereja hanya setahun sekali, atau yang tidak pernah bersembahyang secara khusuk dalam keheningan Pagoda dan Kuil, cenderung akan mudah tergelincir dalam kegelisahan hati yang berkelindan. Disini ketenangan hidup yang hakiki nyaris tak pernah kunjung tergenggam.

Demikianlah tiga tema kunci yang mungkin perlu kita pahami dalam proses meraih hidup yang bebas dari kegelisahan dan kegundahan hati. Persepsi yang positif dan raca percaya diri untuk terus berikhitar mengendalikan jalan hidup adalah dua tindakan esensial yang perlu dilakoni. Dan kemudian genapkan semuanya dengan terus merajut perbincangan yang intim dengan Sang Kekasih Hati.
Dari situlah kita barangkali akan terus bisa singgah dalam jalan kehidupan yang penuh makna dan sungguh menentramkan.

Sumber :
http://strategimanajemen.net/2009/06/01/cara-jitu-mengelola-stress-dan-merengkuh-ketenangan-hidup/

Rate this:

Mengenal Kepulauan Karimunjawa

03 Wednesday Jun 2009

Posted by agung perdana t.s in Wisata, Seni dan Budaya

≈ 10 Comments

Tags

Karimunjawa, Wisata

Menuju kepulauan Karimunjawa dan melihat sebuah pemandangan alam yang sangat luar biasa dari sebuah karya yang Maha Kuasa.

Untuk sampai di pulau itu, dapat menggunakan 2 alternatif jalur perjalanan dari laut atau dari udara. Transportasi udara ditempuh melalui Bandara Ahmad Yani Semarang menuju Bandara Dewadaru yang saat ini hanya dilakukan oleh PT. Wisata Laut Nusa Permai (Kura-kura Resort). Sedangkan transportasi laut dapat ditempuh menggunakan kapal Muria yang berlayar 2 kali seminggu dari Pelabuhan Kartini Jepara dengan waktu tempuh sekitar 6 jam atau dengan kapal cepat Kartini dengan waktu tempuh kurang lebih 3,5 jam. Pelayaran danya dilakukan pada hari libur saja sabtu dan minggu.

Karimunjawa, salah satu kecamatan di Kabupaten Jepara adalah merupakan satu-satunya kecamatan di Jawa Tengah yang dipisahkan lautan dengan daratan Jawa yang berjarak 45 mil laut dari ibukota Kabupaten dan 60 mil laut dari ibukota propinsi, dan merupakan untaian pulau-pulau kecil yang terdiri dari 27 pulau dengan luas 7129 ha serta luas perairan 107.225 ha, pada umumnya pulau-pulau itu masih merupakan hutan tropis dataran rendah dan hanya 5 pulau yang dihuni. Nama Karimunjawa konon diambil dari kata (Keremun = Jawa) atau samar-samar, maksudnya adalah gugusan pulau ini bila dilihat dari daratan Jawa terlihat (keremun-keremun/samar-samar). Nama tersebut konon diberikan saat Sunan Nyamplungan datang ke Karimunjawa (orang pertama yang datang menginjakkan kaki didaratan karimunjawa) (wiki).

Karimunjawa ini didiami oleh Suku Jawa dan Suku Bugis yang telah lama hidup berdampingan. Karena wilayahnya adalah lautan, tentu sebagian besar mereka bermata pencaharian sebagai nelayan. Hasil lautnya seperti ikan, cumi-cumi dan udangnya yang masih sangat segar karena lautnya belum banyak tercemar.

Pulau ini sangat ramai pada waktu hari libur, terutama sabtu dan minggu saja. Karena pada waktu itu banyak wisatawan asing dan lokal yang berkunjung untuk bertamasya. Pada hari minggu, di desa ada pasar tumpah juga. Pasar ini berada di jalan-jalan desa. Keindahan alam dan keramah-tamahan penduduk Karimunjawa membuat rasa emosional tersendiri.

Penginapan
Tidak perlu khawatir tentang tempat menginap bila datang ke pulau ini, karena ada 2 pilihan alternatif tempat untuk beristirahat. Untuk anda yang mempunyai biaya terbatas dapat memilih untuk menginap di guest house di sekitar pulau yang berkisar 500-700 rb dan anda sudah dapat menikmati fasilitas yang disediakan. Sementara jika anda mempunyai biaya lebih dapat menikmati fasilitas di Resort. Ataupun jika anda berjiwa petualang, anda bisa tinggal dipinggir pantai dan mendirikan tenda atau anda bisa juga tinggal di pulau-pulau yang tidak berpenghuni.

Wisata ikan hiu
Di kepulauan Karimunjawa ini anda dapat berenang dengan ikan-ikan hiu yang terkenal dengan ikan berdarah dingin dan ganas. Kolam ikan hiu ini mempunyai sensasi yang berbeda, bisa bikin jantung berdebar kencang. Namun pada bulan-bulan khusus, kita dilarang berenang di kolam tersebut karena ikan-ikan ini sedang ganas-ganasnya.

Obyek wisata
Di pulau ini ada 2 alternatif berwisata, tinggal memilih, anda suka laut atau darat. Namun yang paling favorit para wisatawan adalah wisata laut. Kepulauan Karimunjawa terkenal dengan keindahan wisata lautnya yang masih asri. Pantai pasir putih, terumbu karang yang indah dan beragam biota laut yang belum tercemar. Berbagai aktivitas berlibur yang berkaitan dengan air pun dapat dilakukan disini, seperti menyelam, snorkeling, berenang , memancing hingga surfing.

Wisata kuliner
Pulau Karimunjawa juga menyediakan makanan-makanan yang pastinya menggoda selera makan anda. Pernahkah mendengar nama makanan jadah, gethuk atau jagung berondong? jawabannya pasti pernah. Tetapi pernahkah mencicipi makanan Broyo? kalau belum maka datang dan coba sendiri makanan ini di Kampung Karimunjawa. Broyo adalah makanan yang terbuat dari bahan dasar kacang-kacangan. Makanan ini hanya ada di Karimunjawa dan rasanyapun berbeda daripada yang lain.
Sumber: Sandy 4Pilar

Tertarik berpetualang ke Karimunjawa??? Hayuk kapan…

Rate this:

Hasil Observasi Antropologi : Mandailing Adalah Sub-etnis Batak (1)

25 Monday May 2009

Posted by agung perdana t.s in Wisata, Seni dan Budaya

≈ 7 Comments

Tags

Sejarah

“Mandailing adalah Batak, alasan mereka tidak mau disebut Batak tidak lain salah satu sebabnya adalah karena Batak pada umumnya didominasi oleh pengaruh Kristiani (agama Kristen) sehingga Mandailing yang mayoritas Islam menolak untuk disamakan menjadi Batak.” Continue reading →

Rate this:

Ini yang bener yang mana?

15 Friday May 2009

Posted by agung perdana t.s in Celoteh Nusantara

≈ 1 Comment

Tags

Brainstorming, Pendidikan

Beberapa hari yang lalu saya melakukan diskusi dengan beberapa teman dekat saya seperti panji, rio, uli, ari dan  beberapa teman di YM, kita sempat berbincang-bincang mengenai Jogjakarta berhati nyaman…apapun isinya selalu saja diakhiri dengan candaan, hujatan dan yang pasti keanehan yang berujung membuat dahi berkerut…tapi ada yang sangat menarik….

Hak anak sekolah dasar

Itulah tema yang kita usung dalam berdebat tiada tara yang sangat menggebu-gebu.

1. Sering kita mendengar anak yang membunuh orang tuanya

2. Seorang anak ditemukan tewas bunuh diri

3. Seorang anak menjadi prustasi (pake f yah)

4. Seorang anak pintar tapi dia tidak punya banyak teman

5. Seorang anak yang kehilangan haknya bermain dengan keluarganya

6. dan masih banyak lagi….karena ini lagu lama.

Itulah Indonesia…

Jadi begini temen2, dari beberapa fenomena yang terjadi di negeri “Sang Pemaaf” ini saya tidak habis pikir betapa kasihannya yah anak jaman sekarang! Mereka terlalu banyak menggunakan “otaknya” dan diasah sedemikian rupa untuk mencetak seseorang menjadi Kaliber Khusus…

Ya, itulah kata yang tepat untuk mendeskripsikan anak2 sekolah jaman sekarang. Dari hari kehari, hitungan detik dan langkah sekalipun mereka selalu melewati protokoler dengan sebuah sistem yang dibuat oleh kebodohan para manusia. Menjadi orang2 pintar dalam sebuah mata pelajaran di sekolah yang sangat diharapkan apalagi sampai juara kelas dan mengikuti olimpiade yang sangat bergengsi didunia yang lebih kurang ajar lagi disana.

Saya tidak akan menilai dari sisi akademisi disini karena pasti akan menjadi debat kusir…tetapi yang saya angkat disini adalah menjadi seorang anak yang berbakti terhadap orang tua dan keluarganya. Tidak banyak memang anak-anak yang bisa seimbang merasakan hidup sebagai seorang anak dari orang tua dan seorang anak yang wajib sekolah karena anak harapan bangsa.

Berapa waktu yang dibutuhkan seorang anak untuk berbagi dengan keluarganya, bersenda gurau dan bahkan melakukan komunikasi lahir dan batiin??? tidak banyak….Yang ada hanyalah seorang anak yang bangun pagi, sekolah dan mengikuti pelajaran, memadatkan otak dengan berbagai tugas dan pekerjaan rumah sampai siang atau sore hari. Belum lagi kalau ditambah dengan kegiatan ekstrakulikuler ataupun les tambahan lainnya. Kasihan sekali anak ini…mereka sampe rumah mandi lalu kemudian mengerjakan pekerjaan rumah dan tidur, besok pagi dan besok paginya lalu paginya lagi…begitulah rutinitas yang terjadi di negeri “Sang Pemaaf” ini. Apakah ini adil? hak seorang anak untuk mendapatkan kasih sayang dan ilmu yang berasal dari bapak dan ibu terlewatkan. Kasihan sekali anak jaman sekarang…Apakah ini sistem pendidikan yang baik untuk mencetak generasi penerus bangsa yang menghiraukan kebaktian seorang anak dengan cara fragmatis dengan sistem dan tidak berlangsung secara alamiah…sekalipun itu tugas negara dibatasilah mereka…kasihan sekali anak ini…ketika ditanya, De…kamu istirahatnya kapan? kok ngerjain PR terus sih? De…udah malem, besok sekolah…mainnya udahan yah…Lalu kapan interaksi yang berkualitas itu sering terjadi???? sedikit sekali teman. Anak-anak tidak akan merasa bahwa hak mereka telah dirampas dalam sebuah sistem di negeri “Sang Pemaaf” ini karena apa? ya karena mereka masih anak-anak dan anak-anak tidak tahu banyak, anak-anak tidak tahu kritis, mereka yang penting belajar yang hanya didapatkan didalam sekolah…

Kasihan sekali anak-anak jaman sekarang…..

Rate this:

Petualangan dan Cinta dan juga Afrika

15 Friday May 2009

Posted by agung perdana t.s in Celoteh Film

≈ Leave a comment

Tags

Film

OUT OF AFRICA film terbaik 1986 patut diacungi 3 jempol deh…film yang berlatar belakang di Afrika ini sangat memikat hati dan dihadirkan pula kehidupan satwa2 liar disana yang akan terasa juga fantasinya.

Pemain : Meryl streep, Robert Redford

Sutradara : Sidney Pollack

Sinopsisnya:”SAYA harus pergi,” cetus Karen di antara pohon-pohon tinggi, di tepi hutan, di tengah keasyikan berburu. “Ke mana saja, Amerika… Sri Lanka… Afrika.” Suara Karen adalah letupan hati yang terluka. Untuk kesekian kali ia dikhianati pacarnya, Hans von Blixen, saudara Bror von Blixen, pria yang saat itu berusaha menyabarkannya.

Lari adalah bagian dari pedih peri, dan Karen tergolong sedikit wanita yang sungguh-sungguh melakukannya. Ia memilih lari ke Afrika — tepatnya ke Kenya, tapi sebelum itu ia memilih Bror sebagai suaminya. Malang bagi Karen, Bror ternyata tidak lebih baik dari Hans, hal yang baru terungkap sesudah wanita ini telanjur menanamkan uangnya di bukit Ngong, pada perkebunan kopi yang cukup luas tapi tidak cukup menguntungkan.

Tidak banyak beda dari bangsawan Eropa pada pergantian abad ini, Bror yang bergelar baron itu senang bertualang dan senang main perempuan. Kepada Karen ia cuma sanggup memberikan gelar bangsawan dan sifilis. Pada masa itu sekitar Perang Dunia I –kendati ada kereta api di Kenya, dan pesawat terbang sudah ditemukan, belum ada obat manjur untuk sifilis. Masih dalam usia sangat muda Karen yang penuh vitalitas itu harus menyadari bahwa hidupnya sudah separuh hancur.

Ia pulang ke Denmark untuk berobat. “Arsenik adalah sekutu saya melawan musuh yang tidak pernah saya lihat,” begitu tulis Karen tentang obat sifilis paling ampuh di amannya. Ia sembuh, tapi kehilangan peluang untuk punya anak. Toh Karen kembali ke Afrika, menemui Bror yang merasa berdosa, dan yang minta maaf, dan yang tetap main perempuan. Ketika akhirnya Karen mengharuskan Bror angkat kaki dari rumah, Bror menerima vonis itu dengan patuh. Bahkan ketika sekali waktu ia menemukan Karen berdua-dua saja dengan Denys Finch Hatton di rumah itu, Bror tetap tenang. “Semestinya Anda sudah melamar dia,” hanya itu ucapnya. “Memang,” kata Denys, tak acuh.

Kenyataannya, Denys tidak pernah melamar Karen. Dia bukan petualang tipe Bror yang sekadar mengembara di dunia wanita dan sekitarnya. Berasal dari keluarga bangsawan Inggris, pernah mengecap pendidikan di Eton dan Oxford, Denys identik dengan semangat petualangan itu sendiri, sesuatu yang mengingatkan kita pada Hemingway. Dia hanya mengenal kebebasan, kesendirian, kegelisahan, pencarian diri, dan pencarian hakikat yang tidak putus-putusnya.

Adalah Afrika, sastra dan singa-singa yang mempersilangkan jalan nasib Karen dan Denys. Kesemua itu punya daya tarik yang sama kuatnya terutama karena Denys, di samping biasa menjual gading dan menembak singa, senang pula pada sastra seperti Karen juga. Wajar jika kehadiran Denys yang tampan menguntumkan harapan di hati Karen.

Sikap pria itu yang tidak terikat pada nilai-nilai lama — kecuali nilai-nilai yang dibuatnya sendiri — telah memudahkan segalanya. “Saya kebal terhadap segala penyakit,” kata Denys ketika mendengar pengakuan Karen bahwa ia pernah mengidap sifilis. Hubungan mereka pun terbina, hubungan antara dua kekasih yang tidak pernah sekali pun mengucapkan cinta.

Harus diakui kemahiran Sutradara Sidney Pollack mengolah tema cinta jenis ini: sangat bergairah tapi juga sangat berpotensi untuk pecah (ingat The Way We Were). Dan penyebabnya jelas: Denys tidak sedia membagi hidupnya dengan siapa pun, sementara Karen secara sangat tidak bijak menuntut sebuah perkawinan.

Sebenarnya tidak sukar bagi Karen untuk memahami gaya hidup Denys — tapi dalam perkara cinta, seorang wanita adalah seorang wanita. Ini terungkap jelas dalam kata-kata Karen, “Dengan perkawinan setidaknya ada seorang pria yang bisa saya miliki untuk saya sendiri.” Gagasan ini terdengar asing di telinga Denys.

Percintaan modern memang kaya dan menjadi lebih menarik untuk difilmkan karena hal-hal seperti pandangan hidup, sikap hidup, cita-cita. Pada mulanya semua itu dirasa mutlak, begitu besar dan tidak bisa ditawar-tawar, tapi kemudian terbukti bukan apa-apa. Ketika Denys akhirnya menyadari bahwa konsep hidup bersendiri yang dipertahankannya mati-matian mulai lumer perlahan-lahan –karena tuntutan cinta — maka segalanya sudah terlambat. Dan takdir seakan ikut menunjang: pesawatnya terbakar di Tsavo, Denys tewas, padahal dia sudah berjanji akan mengantar Karen ke Nairobi.

Penonton yang pernah membaca buku Out of Africa, karya Isak Dinesen (nama samaran Karen Blixen), akan beroleh kesan bahwa kisahnya agak lain. Memang dalam buku itu, kehidupan pribumi Afrika mendapat porsi terbesar, sementara yang terangkat dalam film adalah kehidupan pribadi pengarangnya. Toh bukan berarti Afrika cuma sekadar bingkai. Kamera telah sangat peka menangkap nuansa-nuansa yang khas: terik matahari di atas padang, awan yang keperakan, masyarakat kolonial.

Dan Meryl Streep, sebagai Karen, bermain bagus hingga Robert Redford, yang memerankan Denys, terbawa olehnya. Beberapa adegan (dan dialog) sangat mengesankan: pertarungan lawan singa, percintaan menggebu Karen-Denys — yang hanya Pollack sendiri mampu mengungkapkannya — dan juga dansa mereka yang penghabisan. Ketika film berakhir pada semak dan padang, ketika udara hening dan kaki langit terbentang di belakangnya, penonton hanya dapat merasa bahwa tujuh Oscar itu memang layak untuk Out of Africa.

Sumber: Majalah Tempo

Rate this:

← Older posts
Newer posts →

aperdanats

  • agung perdana t.s's avatar agung perdana t.s

Kategori

  • Agenda Luangkanlahsejenak (14)
  • Celoteh Film (5)
  • Celoteh Lingkungan (26)
  • Celoteh Nusantara (15)
  • Celoteh Pertanian (2)
  • Environment & Social Responsibility (1)
  • Jepretan Alamakjang (4)
  • Reportase Perjalanan (10)
  • Seputar Gorontalo (2)
  • Seputar Yogyakarta (1)
  • status (4)
  • Wisata, Seni dan Budaya (32)

Archives

  • September 2014
  • January 2013
  • August 2012
  • June 2012
  • May 2012
  • January 2012
  • August 2011
  • April 2011
  • September 2010
  • June 2010
  • May 2010
  • April 2010
  • March 2010
  • February 2010
  • January 2010
  • December 2009
  • November 2009
  • October 2009
  • September 2009
  • August 2009
  • July 2009
  • June 2009
  • May 2009
  • April 2009
  • March 2009
  • January 2009

Angkringan Brainstorming Buku Download Film Hunting Internet Jazz Kagama Riau Karier Karimunjawa Konservasi Lagu Lomba Pendidikan Perjalanan Petualangan Puisi Sejarah Seminar Seni Snapshoot Wisata yogya semesta

Link populer

  • Dunia Fotografi
  • Hyem
  • Jejak Petualang
  • Kick andy
  • Mac Indonesia
  • Mac Internasional

Warta dunia

  • greenpeace
  • koran internet
  • Lowongan kerja
  • National geographic
  • pertaniansehat
  • situshijau
  • supportergreenpeace
  • supporterwwf
  • wwf

Blog teman

  • hermawan kartajaya
  • ipin
  • Laili Aidi
  • nahda
  • nursatria
  • plantagama
  • primordia
  • rosodaras
  • S. Riyanta
  • sita
  • uup
  • wimar witoelar
  • yulian

Core

  • Create account
  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.com

RSS National Geographic

  • An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.

RSS Travel detik

  • An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.

Twitter @airasiaID

Tweets by airasiaID

Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 10 other subscribers
Sebuah petualangan tidak hanya meluangkan waktu, keringat dan materi saja tetapi itu adalah sebuah perjalanan spiritual dalam peningkatan kualitas hidup seseorang...agungpts_2010

Blog Stats

  • 83,632 pengunjung


Google PageRank Checker

Blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Subscribe Subscribed
    • Luangkanlahsejenak
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • Luangkanlahsejenak
    • Subscribe Subscribed
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar