Mengingat kembali Budaya Indonesia

Tags

,

Sumber: wikipedia

Indonesia memiliki sekitar 300 kelompok etnis, tiap etnis memiliki budaya yang berkembang selama berabad-abad, dipengaruhi oleh kebudayaan India, Arab, Cina, dan Eropa, termasuklah kebudayaan sendiri yaitu Melayu. Contohnya tarian Jawa dan Bali tradisional memiliki aspek budaya dan mitologi Hindu, seperti wayang kulit yang menampilkan kisah-kisah tentang kejadian mitologis Hindu Ramayana dan Baratayuda. Banyak juga seni tari yang berisikan nilai-nilai Islam. Beberapa di antaranya dapat ditemukan di daerah Sumatra seperti tari Ratéb Meuseukat dan tari Seudati dari Nanggroe Aceh Darussalam.

Seni pantun, gurindam, dan sebagainya dari pelbagai daerah seperti pantun Melayu, dan pantun-pantun lainnya acapkali dipergunakan dalam acara-acara tertentu yaitu perhelatan, pentas seni, dan lain-lain.

Di bidang busana warisan budaya yang terkenal di seluruh dunia adalah kerajinan batik. Beberapa daerah yang terkenal akan industri batik meliputi Yogyakarta, Surakarta, Cirebon, Pandeglang, Garut, Tasikmalaya dan juga Pekalongan. Kerajinan batik ini pun diklaim oleh Malaysia dengan industri batiknya.[54] Busana asli Indonesia dari Sabang sampai Merauke lainnya dapat dikenali dari ciri-cirinya yang dikenakan di setiap daerah antara lain baju kurung dengan songketnya dari Sumatra Barat (Minangkabau), kain ulos dari Sumatra Utara (Batak), busana kebaya, busana khas Dayak di Kalimantan, baju bodo dari Sulawesi Selatan, busana berkoteka dari Papua dan sebagainya.

Pengaruh yang paling dominan dalam arsitektur Indonesia adalah arsitektur India; namun terdapat pula pengaruh dari arsitektur Tiongkok, Arab, dan Eropa.

Olahraga yang paling populer di Indonesia adalah badminton dan sepak bola; Liga Super Indonesia adalah liga klub sepak bola utama di Indonesia. Olahraga tradisional termasuk sepak takraw dan karapan sapi di Madura. Di wilayah dengan sejarah perang antar suku, kontes pertarungan diadakan, seperti caci di Flores, dan pasola di Sumba. Pencak silat adalah seni bela diri yang unik yang berasal dari wilayah Indonesia. Seni bela diri ini kadang-kadang ditampilkan pada acara-acara pertunjukkan yang biasanya diikuti dengan musik tradisional Indonesia berupa gamelan dan seni musik tradisional lainnya sesuai dengan daerah asalnya. Olahraga di Indonesia biasanya berorientasi pada pria dan olahraga spektator sering berhubungan dengan judi yang ilegal di Indonesia.[55] Seni musik di Indonesia, baik tradisional maupun modern sangat banyak terbentang dari Sabang hingga Merauke.

Setiap provinsi di Indonesia memiliki musik tradisional dengan ciri khasnya tersendiri. Musik tradisional termasuk juga keroncong yang berasal dari keturunan Portugis di daerah Tugu, Jakarta,[56] yang dikenal oleh semua rakyat Indonesia bahkan hingga ke mancanegara. Ada juga musik yang merakyat di Indonesia yang dikenal dengan nama dangdut yang dipengaruhi oleh musik Arab, India, dan Melayu.

Alat musik tradisional yang merupakan alat musik khas Indonesia memiliki banyak ragam dari pelbagai daerah di Indonesia, namun banyak pula dari alat musik tradisional Indonesia ‘dicuri’ oleh negara lain[57] untuk kepentingan penambahan budaya dan seni musiknya sendiri dengan mematenkan hak cipta seni budaya dari Indonesia. Alat musik tradisional Indonesia antara lain meliputi:

The Lonely Planet Story

Tags

, ,

by: Tony Wheeler, Maureen Wheelerdan

Pada pertengahan 1972, Tony dan Maureen Wheeler berangkat melakukan perjalanan keliling dunia selama setahun. Setelah mengikuti “jejak hippie” dari Inggris melintasi Asia ke Australia, mereka mengenali perlunya panduan perjalanan jenis baru yang cocok dengan pelancong tipe baru yang santai dan independen.Lebih dari tiga puluh tahun kemudian, mereka menjadi pemilik salah satu perusahaan penerbitan panduan perjalanan terbesar, tersukses, dan paling dicintai di dunia. Lonely Planet Publication memiliki kantor di tiga benua, dengan 400 pegawai, 250 penulis, lebih dari 600 judul yang masih beredar, dan penjualan tahunan lebih dari enam juta buku. Tony dan Maureen Wheeler tinggal di Melbourne, Australia. Inilah kisah luar biasa tentang pasangan petualang yang ber-backpacking lintas Asia dan mendirikan bisnis penerbitan panduan perjalanan tersukses di planet ini.

Terbit : Maret 2009

Berat Buku: 450 gram

Kalo tidak salah harganya Rp. 58.650, tapi tegantung tokonya jadi pasti akan bervariasi. Kalo di Gramedia agak mahal dan kalo mau murah di Toga Mas aja….hehehe jadi promosi. Saya juga belum punya….baca versi pdfnya cukup.

Melihat Peta-peta gratis wilayah Indonesia

Tags

, ,

Iseng-iseng hunting dimbah google wilayah timur Indonesia akhirnya ketemu juga dan bisa dilihat dari berbagai sisi geografis, sekaligus kita bisa belajar tentang pemetaan keindahan alam Indonesia …dan tentu saja untuk perencanaan perjalanan kita.

Country Maps

City Maps

  • Jakarta U.S. Department of State 1986 (105K)
  • Medan U.S. Department of State 1981 (96K)
  • Surabaya U.S. Department of State 1981 (94K)

Detailed Maps

Historical Maps

Thematic Maps

Sumber: dari bung ardyprasetyo yg baik hati

PERUSAKAN LINGKUNGAN Taman Nasional Komodo Dirusak Aktivitas Penambangan

Tags

,

Beberapa hari yang lalu saya mampir ke Gelanggang Mahasiswa UGM tepatnya hari Jumat, 3 Juli 2009 sedang diadakan vote online untuk menjadikan Taman Nasional Komodo  “7 Keajaiban Dunia Yang Baru”.


Hmmm….tidak pikir panjang langsung saya mencoba mengikutinya dan melakukan proses registrasi yang lumayan menyita waktu 15-20 menit karena banyaknya peminat khususnya penghuni gelanggang UGM yang antusias untuk mendukung dan memilih TN. Komodo menjadi skala prioritas keajaiban dunia dari Indonesia, walaupun hanya satu yang dijadikan nominasinya. Akhirnya setelah sukses proses registrasi dengan dikirimkannya konfirmasi melalui email, kita sudah  terhitung dalam pemilihan bergengsi tersebut yang berskala internasional, sekaligus mendukung upaya pemerintah melalui Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia untuk melindungi hewan Komodo ini dari kepunahan sekaligus mengenalkannya kepada Dunia dalam program Visit Indonesia 2009. Setelah selesai semua urusan dalam upaya dukungan ini, semua  pemilih mendapatkan bingkisan menarik berupa Pin dan Kaos Vote Komodo National Park as the New7Wonders Of Nature. Makasih yah….lumayan euy.

………ayo ikutan vote……buruan……

Vote now for Komodo National Park

Live Ranking: see the latest top

Lalu betapa sedihnya mendengar berita adanya kerusakan di TN. Komodo karena aktivitas penambangan…..Baru saja diikutsertakan dalam nominasi unggulan dari Indonesia untuk tingkat dunia…..ya ampun. Ini harus ditindak tegas bung.

Kamis, 2 Juli 2009 | 03:02 WIB

Labuan Bajo, Kompas – Kasus perusakan kawasan mirip situs purba Majapahit di Jawa Timur, beberapa bulan lalu, terulang lagi pada area penambangan emas Batugosok di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Perusakan sudah terjadi sejak pertengahan Januari 2009, tanpa terpantau.

Kawasan wisata dan habitat komodo itu kini dalam kondisi rusak menyusul beroperasinya aktivitas ”eksplorasi” penambangan emas oleh investor asal China yang tidak mengantongi persyaratan lolos analisis mengenai dampak lingkungan (amdal).

Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh ”eksplorasi” PT Grand Nusantara telah mengakibatkan terbukanya area puluhan hektar dan gundulnya sejumlah kawasan. Area penambangan digali sedemikian rupa membentuk parit-parit ”eksploitasi”, bukit dibuldoser, dan peralatan berat berdatangan ke lokasi. Di area penambangan juga dibuat jalan-jalan untuk kendaraan pertambangan serta terjadi pula kegiatan pengeboran. Pengeboran dilakukan di dua lokasi dengan mendirikan dua menara (Kompas, 30/6).

Padahal, area Batugosok yang termasuk kawasan Taman Nasional Komodo merupakan bagian dari warisan alam dunia dan saat ini sedang dicalonkan sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Sedangkan kawasan laut Taman Nasional Komodo menjadi hunian sekitar 1.000 jenis ikan hias dan ikan air dalam, serta memiliki sedikitnya 50 titik lokasi taman laut yang dikenal sebagai kawasan rekreasi menyelam.

Karena itu, sejumlah kalangan di Pulau Flores, Rabu (1/7), memprotes aktivitas ”eksploitasi” oleh investor asal China yang sudah bekerja sejak akhir tahun lalu itu. Masyarakat meminta kegiatan merusak lingkungan itu dihentikan. Mereka yang bereaksi keras adalah Theodorus Hamun (Ketua Asita Manggarai Barat), Ambrosius Janggat (Wakil Ketua DPRD Manggarai Barat), Herry Maraden (General Manager Hotel Batugosok—sekitar lokasi pertambangan), Feri Adu (anggota Gerakan Masyarakat Anti Tambang/Geram), dan tokoh masyarakat Marcel Agot SVD.

Di Jakarta, Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Rabu kemarin, langsung meminta Pemerintah Provinsi NTT segera turun tangan menyetop kegiatan tambang emas di Batugosok. ”Jangan dilanjutkan dulu tanpa kesesuaian peraturan,” kata Deputi I Menteri Negara Lingkungan Hidup Bidang Tata Lingkungan Hermien Roosita.

Menurut Hermien, kegiatan di lapangan sudah masuk kategori kegiatan konstruksi, tidak lagi eksplorasi seperti dikatakan pemerintah daerah. Artinya, harus didahului amdal.

Sementara itu, Kepala Bidang Amdal Badan Lingkungan Hidup Daerah NTT Elly Ugut menyatakan, pihaknya sedang mengumpulkan data dari kabupaten sebelum mengambil keputusan. ”Keputusan baru akan dibuat besok (hari Kamis ini) dan suratnya dikeluarkan sekretaris daerah kepada bupati,” ujarnya.

Feri Adu, warga masyarakat yang tergabung dalam Geram yang meninjau lokasi bersama Kompas, mengungkapkan, kegiatan PT Grand Nusantara sangat berbeda dengan tahap ”eksplorasi” yang dikerjakan investor PT Nusa Lontar, 20 tahun lalu di tempat yang sama. ”Eksplorasi Nusa Lontar dulu hanya dengan menggali dua petak 4 meter x 6 meter, hanya menggunakan satu mesin genset untuk pengeboran, dan pekerjaan awal itu hanya berlangsung sebulan,” kata Feri.

Menurut Theodorus Hamun, Taman Nasional Komodo bersama kawasan sekitarnya, seperti Labuan Bajo dan Batugosok, harus dijaga kelestarian lingkungannya. Namun, dalam waktu tak lama lagi, lokasi-lokasi diving dipastikan akan hancur karena tanah gusuran tambang akan terbawa banjir masuk ke laut.

”Jadi, kehadiran tambang emas di Batugosok itu merusak lingkungan dan mengganggu pariwisata. Karena itu, kami menolak kehadiran tambang tersebut. Kami minta Bupati Manggarai Barat mencabut kembali izin kuasa pertambangan yang telah diberikan kepada PT Grand Nusantara,” ujarnya.

Ada dua hotel yang bertetangga dekat dengan lokasi pertambangan Batugosok, yaitu Hotel Batugosok (di tepi selatan kawasan tambang) dan Hotel Seraya (di pulau kecil di depan kawasan tambang). Herry Maraden dari Hotel Batugosok menyatakan, para tamunya mulai menyatakan terganggu dengan aktivitas pengerukan dan pengguguran bukit. Sejumlah wisatawan asing kini juga enggan menginap di Batugosok.

Ambrosius Janggat mengatakan, pihaknya akan segera membentuk panitia khusus (pansus) untuk menindaklanjuti protes masyarakat akibat aktivitas eksploitasi tambang di daerah itu. ”Kasus ini tak akan muncul kalau Bupati melibatkan DPRD dan masyarakat. Kami sendiri tidak tahu bahwa Bupati sudah mengeluarkan izin kuasa pertambangan kepada PT Grand Nusantara. DPRD Manggarai Barat tidak diberi tembusan keputusannya,” paparnya.

Marcel Agot, rohaniwan setempat, mengakui ia dan massa Geram menolak pertambangan itu atas nama pribadi dan bukan mewakili gereja Katolik.

Belum perlu amdal

Bupati Manggarai Barat Wilfridus Fidelis Pranda, 28 Juni lalu, kepada Kompas menyatakan, aktivitas penambangan di Batugosok oleh PT Grand Nusantara belum memerlukan syarat amdal karena masih tahap ”eksplorasi”, yaitu sekadar mendeteksi kandungan emas.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi NTT Yohanes Bria di Kupang, 30 Juni lalu, mengatakan, eksplorasi tambang emas di Batugosok jangan ditafsirkan eksploitasi. Pihak pemegang kuasa pertambangan memang dapat memanfaatkan hasil eksplorasi itu sebagai kompensasi atas biaya yang telah dikeluarkan. Karena itu, pengambilan emas saat eksplorasi di Batugosok sangat wajar. ”Jangan menafsirkan eksplorasi dan eksploitasi sesuai selera,” ujarnya.

Menurut Bria, izin kuasa pertambangan yang dikeluarkan Bupati Manggarai Barat kepada PT Grand Nusantara, 12 Januari 2009, dinilai tidak menyalahi prosedur. Tembusan kuasa pertambangan itu pun telah diserahkan kepada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi. ”Aksi demo 1.000 warga Labuan Bajo di lokasi tambang Batugosok, 29 Juni lalu, sangat mengganggu kegiatan eksplorasi. Pihak investor merasa terganggu. Padahal, kita membutuhkan mereka untuk mengolah sumber daya alam yang ada,” kata Bria. (ANS/KOR/GSA/HRD)

Sumber: Kompas

Lowongan kerja di IeSR Indonesia

Tags

VACANCY

The Institute for Essential Services Reform (IeSR) (www.iesr-indonesia.org), a small but powerful Non Governmental Organization working on energy, electricity and climate change issues, based in Jakarta, is looking for dynamic and vibrant young people to fill up these positions to work with our team in Jakarta.

1. Extractive Industries Program Officer

She/He will responsible to assist the implementation of extractive industries program in the institute together with the program coordinator. Main tasks including: assisting the implementation of research activities, management of activities, writing reports, papers proposals and to develop IESR’s extractive industries program activities. Responsibilities would also include building partnership and networking with civil society organization.

2. Climate and Energy Program Officer

She/He will responsible to assist the implementation of the energy and climate change program in the institute together with the program coordinator. Main tasks including: assisting the implementation of research activities, management of activities, writing report, papers and proposals, and to develop IESR’s energy and climate program activities. Responsibilities would also include building partnership and networking with civil society organization.

Key requirements are:

  • Having a strong passion to work in the non-governmental sector and want to learn people’s struggle;
  • Honest, brave, creative, and smart;
  • University graduate, preferably in engineering, economics (development study), law or equivalent works experience., advanced degree will be an advantage;
  • Having basic understanding on the energy and climate change issues will be an advantage;
  • Excellent skill to carry out research and writing;
  • Active English will be advantage;
  • At least 1 year experience working in public or non-governmental organization (NGOs);
  • Able to work in independent and in the team;
  • Willing to travel and working with community.

Interested applicants are invited to send a written application consisting of: (1) Application letters, (2) Curriculum Vitae (CV) and, (3) a short essay (600 – 1000 words) on any topic related to the issue of selected position (energy, climate change, and/or extractive industries).

Application must be received before July 17th, 2009, please send to recruitment.iesr@gmail.com please write in the subject line: Application for Climate and Energy Program Officer and/or Extractive Industries Program Officer.

Please note: IESR will screen applications as they come in and may invite interesting candidates before the closing date

Successful candidate will be offered minimum 2 years contract and receive take home pay around Rp. 2.5-3.5 million, plus medical insurance and other benefits.

Pendidikan Lingkungan

Tags

,

Dalam suatu pendidikan konservasi yang dibutuhkan adalah bagaimana mengembangkan pemahaman dan merubah tingkah laku, bukan memperbanyak pengetahuan.

Beberapa pengertian dari Pendidikan Lingkungan diantaranya adalah:

  • Proses yang membantu manusia melalui pendidikan formal dan non/informal untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan nilai yang dapat menjadikan manusia berperan secara aktif dan menginformasikan kepada penduduk untuk perkembangan ekologi yang berkelanjutan dan sosial kemasyarakatan. (Asean, 2001).
  • Usaha sadar dari individu atau sekelompok orang atau organisasi untuk membangun persepsi bagi individu, kelompok atau yang lain baik secara formal maupunnon-formal sehingga sasaran mempunyai pengetahuan, pemahaman, sikap, nilai, ketrampilan dan tanggngjawab terhadap lingkungan.  Jika memungkinkan, dapat diberikan dengan suatu seni yang menarik sehingga sasaran lebih terkesan sehingga mau ikut menyelamatkan lingkungan dan tidak menimbulkan masalah baru bagi lingkungan. (Muntasib, 2002).
  • Upaya mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyaakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, ketramilan dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnta dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang (Kementrian Lingkungan Hidup, 2005).
Proses pendidikan yang dibutuhkan adalah bagaimana mengembangkan pemahaman dan merubah tingkah laku, bukan memperbanyak pengetahuan