• (F.A.Q)
  • catatan perjalanan
  • koleksi
  • tentang saya

Luangkanlahsejenak

~ Kebahagiaan akan terasa berarti apabila kita bisa saling berbagi

Luangkanlahsejenak

Tag Archives: Wisata

Mengingat kembali Budaya Indonesia

09 Thursday Jul 2009

Posted by agung perdana t.s in Wisata, Seni dan Budaya

≈ 9 Comments

Tags

Pendidikan, Wisata

Sumber: wikipedia

Indonesia memiliki sekitar 300 kelompok etnis, tiap etnis memiliki budaya yang berkembang selama berabad-abad, dipengaruhi oleh kebudayaan India, Arab, Cina, dan Eropa, termasuklah kebudayaan sendiri yaitu Melayu. Contohnya tarian Jawa dan Bali tradisional memiliki aspek budaya dan mitologi Hindu, seperti wayang kulit yang menampilkan kisah-kisah tentang kejadian mitologis Hindu Ramayana dan Baratayuda. Banyak juga seni tari yang berisikan nilai-nilai Islam. Beberapa di antaranya dapat ditemukan di daerah Sumatra seperti tari Ratéb Meuseukat dan tari Seudati dari Nanggroe Aceh Darussalam.

Seni pantun, gurindam, dan sebagainya dari pelbagai daerah seperti pantun Melayu, dan pantun-pantun lainnya acapkali dipergunakan dalam acara-acara tertentu yaitu perhelatan, pentas seni, dan lain-lain.

Di bidang busana warisan budaya yang terkenal di seluruh dunia adalah kerajinan batik. Beberapa daerah yang terkenal akan industri batik meliputi Yogyakarta, Surakarta, Cirebon, Pandeglang, Garut, Tasikmalaya dan juga Pekalongan. Kerajinan batik ini pun diklaim oleh Malaysia dengan industri batiknya.[54] Busana asli Indonesia dari Sabang sampai Merauke lainnya dapat dikenali dari ciri-cirinya yang dikenakan di setiap daerah antara lain baju kurung dengan songketnya dari Sumatra Barat (Minangkabau), kain ulos dari Sumatra Utara (Batak), busana kebaya, busana khas Dayak di Kalimantan, baju bodo dari Sulawesi Selatan, busana berkoteka dari Papua dan sebagainya.

Pengaruh yang paling dominan dalam arsitektur Indonesia adalah arsitektur India; namun terdapat pula pengaruh dari arsitektur Tiongkok, Arab, dan Eropa.

Olahraga yang paling populer di Indonesia adalah badminton dan sepak bola; Liga Super Indonesia adalah liga klub sepak bola utama di Indonesia. Olahraga tradisional termasuk sepak takraw dan karapan sapi di Madura. Di wilayah dengan sejarah perang antar suku, kontes pertarungan diadakan, seperti caci di Flores, dan pasola di Sumba. Pencak silat adalah seni bela diri yang unik yang berasal dari wilayah Indonesia. Seni bela diri ini kadang-kadang ditampilkan pada acara-acara pertunjukkan yang biasanya diikuti dengan musik tradisional Indonesia berupa gamelan dan seni musik tradisional lainnya sesuai dengan daerah asalnya. Olahraga di Indonesia biasanya berorientasi pada pria dan olahraga spektator sering berhubungan dengan judi yang ilegal di Indonesia.[55] Seni musik di Indonesia, baik tradisional maupun modern sangat banyak terbentang dari Sabang hingga Merauke.

Setiap provinsi di Indonesia memiliki musik tradisional dengan ciri khasnya tersendiri. Musik tradisional termasuk juga keroncong yang berasal dari keturunan Portugis di daerah Tugu, Jakarta,[56] yang dikenal oleh semua rakyat Indonesia bahkan hingga ke mancanegara. Ada juga musik yang merakyat di Indonesia yang dikenal dengan nama dangdut yang dipengaruhi oleh musik Arab, India, dan Melayu.

Alat musik tradisional yang merupakan alat musik khas Indonesia memiliki banyak ragam dari pelbagai daerah di Indonesia, namun banyak pula dari alat musik tradisional Indonesia ‘dicuri’ oleh negara lain[57] untuk kepentingan penambahan budaya dan seni musiknya sendiri dengan mematenkan hak cipta seni budaya dari Indonesia. Alat musik tradisional Indonesia antara lain meliputi:

  • Angklung
  • Bende
  • Calung
  • Dermenan
  • Gamelan
  • Gandang Tabuik
  • Gendang Bali
  • Gendang Karo
  • Gendang Melayu
  • Gong Kemada
  • Gong Lambus
  • Jidor
  • Kecapi Suling
  • Kendang Jawa
  • Kenong
  • Kulintang
  • Rebab
  • Rebana
  • Saluang
  • Saron
  • Sasando
  • Serunai
  • Seurune Kale
  • Suling Lembang
  • Suling Sunda
  • Talempong
  • Tanggetong
  • Tifa, dan sebagainya

Rate this:

The Lonely Planet Story

08 Wednesday Jul 2009

Posted by agung perdana t.s in Wisata, Seni dan Budaya

≈ Leave a comment

Tags

Perjalanan, Sejarah, Wisata

by: Tony Wheeler, Maureen Wheelerdan

Pada pertengahan 1972, Tony dan Maureen Wheeler berangkat melakukan perjalanan keliling dunia selama setahun. Setelah mengikuti “jejak hippie” dari Inggris melintasi Asia ke Australia, mereka mengenali perlunya panduan perjalanan jenis baru yang cocok dengan pelancong tipe baru yang santai dan independen.Lebih dari tiga puluh tahun kemudian, mereka menjadi pemilik salah satu perusahaan penerbitan panduan perjalanan terbesar, tersukses, dan paling dicintai di dunia. Lonely Planet Publication memiliki kantor di tiga benua, dengan 400 pegawai, 250 penulis, lebih dari 600 judul yang masih beredar, dan penjualan tahunan lebih dari enam juta buku. Tony dan Maureen Wheeler tinggal di Melbourne, Australia. Inilah kisah luar biasa tentang pasangan petualang yang ber-backpacking lintas Asia dan mendirikan bisnis penerbitan panduan perjalanan tersukses di planet ini.

Terbit : Maret 2009

Berat Buku: 450 gram

Kalo tidak salah harganya Rp. 58.650, tapi tegantung tokonya jadi pasti akan bervariasi. Kalo di Gramedia agak mahal dan kalo mau murah di Toga Mas aja….hehehe jadi promosi. Saya juga belum punya….baca versi pdfnya cukup.

Rate this:

Melihat Peta-peta gratis wilayah Indonesia

08 Wednesday Jul 2009

Posted by agung perdana t.s in Celoteh Lingkungan, Wisata, Seni dan Budaya

≈ 6 Comments

Tags

Pendidikan, Perjalanan, Wisata

Iseng-iseng hunting dimbah google wilayah timur Indonesia akhirnya ketemu juga dan bisa dilihat dari berbagai sisi geografis, sekaligus kita bisa belajar tentang pemetaan keindahan alam Indonesia …dan tentu saja untuk perencanaan perjalanan kita.

Country Maps

  • Indonesia (Political) U.S. Central Intelligence Agency 2002 (243K) and pdf format (241K)
  • Indonesia (Political) U.S. Central Intelligence Agency 1998 (269K) and pdf format (278K)
  • Indonesia (Shaded Relief) U.S. Central Intelligence Agency 2002 (234K) and pdf format (232K)
  • Indonesia (Shaded Relief) U.S. Central Intelligence Agency 1998 (274K) and pdf format (283K)
  • Indonesia (Shaded Relief) U.S. Central Intelligence Agency 1987 (776K) and pdf format (750K)
  • Indonesia (Small Map) U.S. Central Intelligence Agency 2008 (30K)
  • Indonesia: Administrative Divisions (Political) U.S. Central Intelligence Agency 2002 (220K)and pdf format (228K)
  • Indonesia: Administrative Divisions (Political) U.S. Central Intelligence Agency 1998 (387K) and pdf format (282K)
  • Indonesia: Administrative Divisions (Political) U.S. Central Intelligence Agency 1983 (257K) and pdf format (260K)

City Maps

  • Jakarta U.S. Department of State 1986 (105K)
  • Medan U.S. Department of State 1981 (96K)
  • Surabaya U.S. Department of State 1981 (94K)

Detailed Maps

  • Indonesia – Topographic Maps U.S. Army Map Service, Series T503, original scale 1:250,000
  • New Guinea – Topographic Maps U.S. Army Map Service, Series T504, original scale 1:250,000
  • Aceh Region (Tactical Pilotage Chart) original scale 1:500,000. Portion of Defense Mapping Agency TPC L-9B 1990 (419K) Not for navigational use
  • Buru Island (Operational Navigation Chart) original scale 1:1,000,000. Portion of Defense Mapping Agency ONC M-12 1967 (152K) Not for navigational use
  • Ceram and Ambon Islands (Operational Navigation Chart) original scale 1:1,000,000. Portion of Defense Mapping Agency ONC M-12 1967 (372K) Not for navigational use
  • Siberut Island (Tactical Pilotage Chart) original scale 1:500,000. Portion of Defense Mapping Agency TPC M-10A 1970 (224K) Not for navigational use
  • South Central Kalimantan: Palangkaraja, Sampit, Semuda (Tactical Pilotage Chart) original scale 1:500,000. Portion of Defense Mapping Agency TPC M-11A 1974 (718K) Not for navigational use
  • Timor (Operational Navigation Chart) original scale 1:1,000,000. Portion of Defense Mapping Agency ONC N-13 1989 (500K) Not for navigational use
    Note: Scroll to right and down to view entire map.

Historical Maps

  • [Ambon, Netherlands East Indies] Tan Toey Prisoners of War Camp 1943 “Sketch Map of Tan Toey Prisoners of War Camp, Amboina Island, Former camp of the Australian troops, built by the Netherlanders, now used by the Japanese as a prisoner-of-war camp…” from Allied Geographical Section, Southwest Pacific Area. Area Study of Ambon Island, Terrain Study No. 45, Map 13 dated March 13, 1943. (429K)
  • Batavia [Jakarta] 1897 From Guide to the Dutch East Indies by Dr. J.F. van Bemmelen and G.B. Hoover, Luzac & Co, London 1897. (516K)
  • Jakarta [Djakarta] Region original scale 1:250,000 Army Map Service, Corps of Engineers. Portion of SB 48-12 1958 (1 MB)
  • Nederlandisch-Indie [Netherlands Indies] circa 1893“Kaart van Nederlandisch-Indie naar oorspronkelijke teekening van H. Ph. Th. Witkamp”, J.H. deBussy, Amsterdam, ca. 1893. Original scale of main map 1:5,000,000 (3.3 MB)
  • Soerabaja [Surabaya] 1897 From Guide to the Dutch East Indies by Dr. J.F. van Bemmelen and G.B. Hoover, Luzac & Co, London 1897. (452K)
  • Indonesia – Topographic Maps U.S. Army Map Service, Series T503, original scale 1:250,000
  • New Guinea – Topographic Maps U.S. Army Map Service, Series T504, original scale 1:250,000

    NA 46-8 Sibago (3.4 MB)
    NA 47-1 Tapaktuan (4.7 MB)
    NA 47-2 Medan (5.6 MB)
    NA 47-2 [verso] Medan and Vicinity (2.2 MB)
    NA 47-3 Tebingtinggi (4.5 MB)
    NA 47-5 Sinabang (4.3 MB)
    NA 47-6 Pangururan (5.1 MB)
    NA 47-7 Tandjungbalai (5.1 MB)
    NA 47-8 Bagan Siapiapi (4.7 MB)
    NA 47-8 [verso] Seremban and Vicinity 1.6 MB)
    NA 47-8 [verso] Port Swettenham and Vicinity (2.1 MB)
    NA 47-9 Lahewa (4.0 MB)
    NA 47-10 Sibolga (4.3 MB)
    NA 47-11 Pandangsidimpuan (5.3 MB)
    NA 47-12 Kotatengah (4.7 MB)
    NA 47-13 Pulau-Pulau Hinako (4.7 MB)
    NA 47-14 Telukdalam (4.2 MB)
    NA 47-15 Natal (5.2 MB)
    NA 47-16 Pakanbaru (4.9 MB)
    NA 48-9 Bengkalis (5.0 MB)
    NA 48-12 Pulau Uwi (2.2 MB)
    NA 48-13 Siak Sri Indrapura (5.3 MB)
    NA 48-14 Tandjungpinang (5 MB)
    NA 48-16 Pulau Benua (2.2 MB)
    NA 49-1 Ranai (2.6 MB)
    NA 49-5 Lentok (2.8 MB)
    NA 49-13 Singkawang (3.2 MB)
    NA 49-14 Sanggau (5 MB)
    NA 49-15 Sintang (4.6 MB)
    NA 49-16 Putussibau (4.7 MB)
    NA 50-3 Tarakan (3.3 MB)
    NA 50-7 Tandjungredeb (3.3 MB)
    NA 50-11 Dumaring (4.1 MB)
    NA 50-12 Bidukbiduk (4.7 MB)
    NA 50-15 Sengata (2.9 MB)
    NA 50-16 Sabang (2.7 MB)
    NA 51-8 Pulau Siau (2.3 MB)
    NA 51-9 Tolitoli (2.8 MB)
    NA 51-13 Tompo (3.7 MB)
    NB 46-12 Kutaradja [with inset map of Pulau Rondo] (5.2 MB)
    NB 46-12 [verso] Kudaradja and Vicinity (1.3 MB)
    NB 46-16 Tjalang (4 MB)
    NB 47-9 Lhokseumawe (3.4 MB)
    NB 47-13 Meulaboh (5.9 MB)
    NB 47-14 Langsa (3.8 MB)
    NB 49-13 Tulukbutun (2.5 MB)
    SA 47-2 Pulau Tanahbala (4.4 MB)
    SA 47-3 Padang (5.2 MB)
    SA 47-4 Solok (6.5 MB)
    SA 47-6 Simatombotombo (4.7 MB)
    SA 47-7 Muarasiberut (4.4 MB)
    SA 47-8 Painan (6.6 MB)
    SA 47-11 Pulau Sipura (4.1 MB)
    SA 47-12 Mukomuko (5.2 MB)
    SA 47-15 Tandjung Bio (3.9 MB)
    SA 47-16 Seblat (4.4 MB)
    SA 48-1 Rengat (5.7 MB)
    SA 48-2 Pulau Singkep [with inset map of Pulau Dakan and Pulau Totij] (4.8 MB)
    SA 48-5 Muaratebo (4.8 MB)
    SA 48-6 Djambi (5.1 MB)
    SA 48-7 Belinju (5.9 MB)
    SA 48-9 Sarolangun (5.5 MB)
    SA 48-10 Palembang (5.5 MB)
    SA 48-10 [verso] Palembang and Vicinity (2.5 MB)
    SA 48-11 Pangkalpinang (5.4 MB)
    SA 48-12 Tundjungpandan (4.6 MB)
    SA 48-13 Bangkahulu (5.5 MB)
    SA 48-14 Perabumulih (5.5 MB)
    SA 48-15 Toboali (4.7 MB)
    SA 49-2 Pontianak (4.5 MB)
    SA 49-3 Nangapinoh (4.7 MB)
    SA 49-4 Pahangan (3.4 MB)
    SA 49-6 Nangatajap (4.4 MB)
    SA 49-7 Kalanaman (2.7 MB)
    SA 49-8 Kualakurun (2.7 MB)
    SA 49-9 Manggar (4.5 MB)
    SA 49-10 Kendawangan (3.9 MB)
    SA 49-11 Pangkalanbuun (3.1 MB)
    SA 49-12 Sampit (3.3 MB)
    SA 49-15 Matua (3.6 MB)
    SA 49-16 Kualapembuang (4 MB)
    SA 50-1 Peruktjau (1.8 MB)
    SA 50-2 Longiram (3.4 MB)
    SA 50-3 Samarinda (4 MB)
    SA 50-5 Buntok (3.7 MB)
    SA 50-6 Balikpapan (3 MB)
    SA 50-8 Pasangkaju (4.6 MB)
    SA 50-9 Amuntai (3.8 MB)
    SA 50-10 Kerang (3.7 MB)
    SA 50-11 Kepulauan Balangan (2.6 MB)
    SA 50-13 Bandjarmasin (3.8 MB)
    SA 50-14 Pagatan [with index map of Kepulauan Sambergelap] (4 MB)
    SA 50-16 Madjene (4.8 MB)
    SA 51-1 Donggala (3.3 MB)
    SA 51-2 Ampana (2.7 MB)
    SA 51-3 Pagimana (3.2 MB)
    SA 51-6 Batui (3.3 MB)
    SA 51-9 Kolonodale (3.9 MB)
    SA 51-10 Bungku (3.5 MB)
    SA 51-13 Palopo (3.7 MB)
    SA 51-14 Kendari [with inset map of Palau Manui] (3.4 MB)
    SA 52-10 Buria (2.9 MB)
    SA 52-14 Ambon (3.7 MB)
    SA 52-15 Bula (3.8 MB)
    SA 52-16 Geser (2.7 MB)
    SB 48-1 Mana (6.3 MB)
    SB 48-2 Martapura (5.9 MB)
    SB 48-3 Menggala (4.5 MB)
    SB 48-6 Kotaagung (4.9 MB)
    SB 48-7 Telukbetung (5.2 MB)
    SB 48-8 Pulau-Pulau Seribu (4 MB)
    SB 48-11 Serang (5 MB)
    SB 48-12 Djakarta (6 MB)
    SB 48-12 [verso] Djakarta and Vicinity (3.7 MB)
    SB 48-12 [verso] Bandung and Vicinity (3.3 MB)
    SB 48-16 Djampang-Kulon (4.7 MB)
    SB 49-9 Tjirebon [with inset map of Pulau Menjawak] (4.9 MB)
    SB 49-10 Semarang [with inset map of Djawa Tengah with Pulau-Pulau Karimundjawa] (4.7 MB)
    SB 49-10 [verso] Semarang and Vicinity (2.7 MB)
    SB 49-11 Rembang (4.6 MB)
    SB 49-12 Waru (4.3 MB)
    SB 49-13 Garut (6.9 MB)
    SB 49-14 Jogjakarta (7.3 MB)
    SB 49-14 [verso] Jogjakarta and Vicinity (3.6 MB)
    SB 49-15 Surakarta (6.3 MB)
    SB 49-16 Surabaja (7 MB)
    SB 49-16 [verso] Surabaja and Vicinity (2.8 MB)
    SB 49-16 [verso] Malang and Vicinity (2.5 MB)
    SB 50-1 Kandangan [with inset map of Pulau Keramian, Pulau Masalembo-Ketjil and Masalembo-Besar] (2.4 MB)
    SB 50-2 Tapianbalai (3.4 MB)
    SB 50-4 Parepare (3.8 MB)
    SB 50-7 Pulau Kalukalukuang (2.5 MB)
    SB 50-8 Makasar (3.6 MB)
    SB 50-9 Legung-Timur (3.7 MB)
    SB 50-10 Mandan [with inset map of Pulau Araan] (2.5 MB)
    SB 50-12 Pulau Banawaja (3.2 MB)
    SB 50-13 Bondowoso [with inset map of Pulau Kemirian] (4.7 MB)
    SB 50-15 Kepulauan-Tengah [with inset map of Palau Sarege] (2.4 MB)
    SB 51-1 Watampone (3.5 MB)
    SB 51-2 Raha (3.9 MB)
    SB 51-3 Pulau Wowoni (2.8 MB)
    SB 51-6 Butung (3.4 MB)
    SB 51-7 Pulau Wangiwangi (2.7 MB)
    SB 51-13 Pulau Kalao [with inset maps of Pulau Kakabia and Pulau Kauna] (2.5 MB)
    SB 51-16 Welu (2.6 MB)
    SB 52-6 Pulau-Pulau Penju (2.6 MB)
    SB 52-11 Pulau Nila (2.2 MB)
    SB 52-13 Ilwaki [with inset map of Gunungapi] (3.2 MB)
    SB 52-14 Pulau Damar (2.5 MB)
    SB 52-15 Pulau Babar (2.6 MB)
    SB 53-9 Pulau Molu (2.7 MB)
    SC 49-2 Semanu (4.4 MB)
    SC 49-3 Tulungagung (5.2 MB)
    SC 49-4 Lumadjang (5.6 MB)
    SC 50-1 Singaradja (5.6 MB)
    SC 50-4 Bima (3.8 MB)
    SC 50-7 Sedjorong (2.7 MB)
    SC 50-8 Waikabubak (2.9 MB)
    SC 51-1 Ruteng (4.4 MB)
    SC 51-2 Ende (3.8 MB)
    SC 51-3 Pulau Lomblen (3.3 MB)
    SC 51-4 Dili (3.6 MB)
    SC 51-5 Waingapu (3.3 MB)
    SC 51-7 Pante Macassar (4.4 MB)
    SC 51-8 Bobonaro (3.3 MB)
    SC 51-9 Baing (2.9 MB)
    SC 51-10 Seba (2.9 MB)
    SC 51-11 Kupang (3.4 MB)
    SC 52-1 Baucau (4.0 MB)
    SC 52-2 Pulau Moa (2.6 MB)

Thematic Maps

  • Indonesia – Economic Activity from Map No. 500869 1972 (149K)
  • Indonesia – Ethnolinguistic from Map No. 500869 1972 (144K)
  • Indonesia – Population from Map No. 500869 1972 (111K)
  • Indonesia – Vegetation from Map No. 500869 1972 (112K
  • Indonesia (Indonesian Parrot Project)
  • Indonesia (Lonely Planet)
  • Indonesia (United Nations) [pdf format]
  • Indonesia – Clickable Atlas (AsiaMaya)
  • Indonesia – Clickable Atlas (SEAsite Indonesia)
  • Indonesia Earthquake, May 27, 2006 – Maps: Reuters AlertNet, ReliefWeb and UNOSAT
  • Indonesia Maps (Global Internal Displacement Project)
  • Indonesia Maps (Peter Loud)
  • Indonesia – Historical Maps 1850-1950 (KIT Library, Royal Tropical Institute)
  • Indonesia – Language Maps (Ethnologue)
  • Indonesia – Mineral Industry (USGS) and Map Key
  • Indonesia – Surfing Maps (Wannasurf)
  • Indonesia – Volcanoes (Global Volcanism Program)
  • Aceh (ABC Australia)
  • Aceh (Baliwww.com)
  • Ambon Island (LSEM)
  • Bali (Baliguide)
  • Bali (Lonely Planet)
  • Bali (Villasinbali.com)
  • Bali Bombings Map [October 12, 2002] (BBC News)
  • Bali Bombings Map [October 1, 2005] (Sydney Morning Herald)
  • Batam Island (Indonesia Tourism.com)
  • Bintan Island (Indonesia Tourism.com)
  • Java (Lonely Planet)
  • Java – East (Eastjava.com)
  • Kai Islands (Alexis Suárez)
  • Kalimantan (AsiaMaya)
  • Krakatau [Krakatoa], Sunda Strait (Volcano World)
  • Lombok (Lonely Planet)
  • Spice Islands (Tim Severin)
  • Sulawesi (Asiatravel.com)
  • Sulawesi (Villasinbali.com)
  • Sulawesi – North (Manado Area) (Patrick Noel)
  • Sumatra (Lonely Planet)
  • Sumatra (Villasinbali.com)
  • Sumba (Sumba Nautil Resort)
  • Timor (National Geographic)
  • West Papua (Alan Cline)
  • [West Papua] Irian Jaya (AsiaMaya)
  • West Papua (Villasinbali.com)
  • [West Papua] Irian Jaya – Glaciers of Irian Jaya (USGS)
  • [West Papua] Irian Jaya – Maps (PapuaWeb)
  • Ambon City (IDP Project)
  • Bandung (Asiatravel.com)
  • Bukittinggi, Sumatra (Asiatravel.com)
  • Denpasar, Bali (Indonesia Tourism)
  • Jakarta (Lonely Planet)
  • Jakarta (Villasinbali.com)
  • Jakarta – City Center (Seasite)
  • Jakarta – Street Atlas with Photos (AsiaMaya)
  • Jimbaran, Bali (HotelTravel)
  • Kuta (Indonesia Tourism)
  • Medan Maps
  • Malang Hill (EastJava)
  • Nusa Dua, Bali (Plasa Bali)
  • Sanur, Bali (Be-Wish Bali Tour)
  • Surabaya (ABL Tours)
  • Surabaya (EastJava)
  • Ubud, Bali (Penders)
  • Ujung Pandang (ABL Tours)
  • Ujung Pandang (Magellan)
  • Yogyakarta (ABL Tours)

Sumber: dari bung ardyprasetyo yg baik hati

Rate this:

Sejarah Gorontalo

26 Friday Jun 2009

Posted by agung perdana t.s in Seputar Gorontalo

≈ 7 Comments

Tags

Perjalanan, Sejarah, Wisata

Memang sudah sangat lama saya ingin menuangkan tulisan dan berbagi cerita tentang seluk beluk Propinsi Gorontalo ini, mulai dari masyarakatnya, kebudayaan, makanan, tempat wisata, transportasi, pendidikan dan sebagainya. Tetapi apa daya karena saya menjalankan kehidupan sebagaimana mestinya jadi belum sempat….maafkan yah. Jadi  singkatnya pada tahun 2007 lalu saya berkesempatan mengunjungi Gorontalo selama 2 bulan, waktu itu dalam rangka KKN tematik UGM, tepatnya di Desa Payunga, Kecamatan Batuda’a, Kabupaten Gorontalo…..

Dan berakhir sangat Luar biasa…Pengalaman hidup yang tak terlupakan olehku dan teman-teman lainnya.

Memang tidak banyak orang yang tahu Propinsi yang terkenal dengan jagung ini dan sosok seorang gubernur yang sangat luar biasa bernama Fadel Muhammad. Tetapi banyak para pejabat dan propinsi lain bahkan negara lain yang belajar kepada Propinsi jagung ini.

Menurut sejarah, Jazirah Gorontalo terbentuk kurang lebih 400 tahun lalu dan merupakan salah satu kota tua di Sulawesi selain Kota Makassar, Pare-pare dan Manado. Gorontalo pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia Timur yaitu dari Ternate, Gorontalo, Bone. Seiring dengan penyebaran agama tersebut Gorontalo menjadi pusat pendidikan dan perdagangan masyarakat di wilayah sekitar seperti Bolaang Mongondow (Sulut), Buol Toli-Toli, Luwuk Banggai, Donggala (Sulteng) bahkan sampai ke Sulawesi Tenggara.Gorontalo menjadi pusat pendidikan dan perdagangan karena letaknya yang strategis menghadap Teluk Tomini (bagian selatan) dan Laut Sulawesi (bagian utara).


Kedudukan Kota Kerajaan Gorontalo mulanya berada di Kelurahan Hulawa Kecamatan Telaga sekarang, tepatnya di pinggiran sungai Bolango. Menurut Penelitian, pada tahun 1024 H, kota Kerajaan ini dipindahkan dari Keluruhan Hulawa ke Dungingi Kelurahan Tuladenggi Kecamatan Kota Barat sekarang. Kemudian dimasa Pemerintahan Sultan Botutihe kota Kerajaan ini dipindahkan dari Dungingi di pinggiran sungai Bolango, ke satu lokasi yang terletak antara dua kelurahan yaitu Kelurahan Biawao dan Kelurahan Limba B.

Dengan letaknya yang stategis yang menjadi pusat pendidikan dan perdagangan serta penyebaran agama islam maka pengaruh Gorontalo sangat besar pada wilayah sekitar, bahkan menjadi pusat pemerintahan yang disebut dengan Kepala Daerah Sulawesi Utara Afdeling Gorontalo yang meliputi Gorontalo dan wilayah sekitarnya seperti Buol ToliToli dan, Donggala dan Bolaang Mongondow.

Sebelum masa penjajahan keadaaan daerah Gorontalo berbentuk kerajaan-kerajaan yang diatur menurut huukm adat etatanegaraan Gorontalo. Kerajaan-kerajaan itu tergabung dalam satu ikatan kekeluargaan yang disebut “Pohala’a”. Menurut Haga (1931) daerah Gorontalo ada lima pohala’a :

• Pohala’a Gorontalo
• Pohala’a Limboto
• Pohala’a Suwawa
• Pohala’a Boalemo
• Pohala’a Atinggola
Dengan hukum adat itu maka Gorontalo termasuk 19 wilayah adat di Indonesia. Antara agama dengan adat di Gorontalo menyatu dengan istilah “Adat bersendikan Syara’ dan Syara’ bersendikan Kitabullah”. Pohalaa Gorontalo merupakan pohalaa yang paling menonjol diantara kelima pohalaa tersebut. Itulah sebabnya Gorontalo lebih banyak dikenal. Asal usul nama Gorontalo terdapat berbagai pendapat dan penjelasan antara lain :

• Berasal dari “Hulontalangio”, nama salah satu kerajaan yang dipersingkat menjadi hulontalo.
• Berasal dari “Hua Lolontalango” yang artinya orang-orang Gowa yang berjalan lalu lalang.
• Berasal dari “Hulontalangi” yang artinya lebih mulia.
• Berasal dari “Hulua Lo Tola” yang artinya tempat berkembangnya ikan Gabus.
• Berasal dari “Pongolatalo” atau “Puhulatalo” yang artinya tempat menunggu.
• Berasal dari Gunung Telu yang artinya tiga buah gunung.
• Berasal dari “Hunto” suatu tempat yang senantiasa digenangi air

Jadi asal usul nama Gorontalo (arti katanya) tidak diketahui lagi, namun jelas kata “hulondalo” hingga sekarang masih hidup dalam ucapan orang Gorontalo dan orang Belanda karena kesulitan dalam mengucapkannya diucapkan dengan Horontalo dan bila ditulis menjadi Gorontalo.

Pada tahun 1824 daerah Limo Lo Pohalaa telah berada di bawah kekusaan seorang asisten Residen disamping Pemerintahan tradisonal. Pada tahun 1889 sistem pemerintahan kerajaan dialihkan ke pemerintahan langsung yang dikenal dengan istilah “Rechtatreeks Bestur“. Pada tahun 1911 terjadi lagi perubahan dalam struktur pemerintahan Daerah Limo lo pohalaa dibagi atas tiga Onder Afdeling yaitu

• Onder Afdeling Kwandang
• Onder Afdeling Boalemo
• Onder Afdeling Gorontalo

Selanjutnya pada tahun 1920 berubah lagi menjadi lima distrik yaitu :
• Distrik Kwandang
• Distrik Limboto
• Distrik Bone
• Distrik Gorontalo
• Distrik Boalemo

Pada tahun 1922 Gorontalo ditetapkan menjadi tiga Afdeling yaitu :
• Afdeling Gorontalo
• Afdeling Boalemo
• Afdeling Buol

Sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, rakyat Gorontalo dipelopori oleh Bpk. H. Nani Wartabone berjuang dan merdeka pada tanggal 23 Januari 1942. Selama kurang lebih dua tahun yaitu sampai tahun 1944 wilayah Gorontalo berdaulat dengan pemerintahan sendiri. Perjuangan patriotik ini menjadi tonggak kemerdekaan bangsa Indonesia dan memberi imbas dan inspirasi bagi wilayah sekitar bahkan secara nasional. Oleh karena itu Bpk H. Nani Wartabone dikukuhkan oleh Pemerintah RI sebagai pahlawan perintis kemerdekaan.

Pada dasarnya masyarakat Gorontalo mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi. Indikatornya dapat dibuktikan yaitu pada saat “Hari Kemerdekaan Gorontalo” yaitu 23 Januari 1942 dikibarkan bendera merah putih dan dinyanyikan lagu Indonesia Raya. Padahal saat itu Negara Indonesia sendiri masih merupakan mimpi kaum nasionalis tetapi rakyat Gorontalo telah menyatakan kemerdekaan dan menjadi bagian dari Indonesia.

Selain itu pada saat pergolakan PRRI Permesta di Sulawesi Utara masyarakat wilayah Gorontalo dan sekitarnya berjuang untuk tetap menyatu dengan Negara Republik Indonesia dengan semboyan “Sekali ke Djogdja tetap ke Djogdja” sebagaimana pernah didengungkan pertama kali oleh Ayuba Wartabone di Parlemen Indonesia Timur ketika Gorontalo menjadi bagian dari Negara Indonesia Timur.

Geografis

Berdasarkan UU No. 38 tahun 2001, wilayah Gorontalo ditetapkan sebagai Provinsi, lepas dari Provinsi Sulawesi Utara. Gorontalo sebagai provinsi yang ke 32 secara geografis terletak diantara 0º, 30′ – 1º,0′ lintang utara dan 121º,0′ – 123º,30′ Bujur Timur, yang diapit oleh Laut Sulawesi di sebelah Utara, Provinsi Sulut di sebelah Timur, Teluk Tomini di sebelah Selatan, dan Provinsi Sulteng di sebelah Barat.

Provinsi Gorontalo memiliki luas wilayah sebesar 12.215,45 km2

Iklim

• Musim kemarau : Juli – September
• Musim penghujan : September – Pebruari
• Suhu udara siang hari : 30,9ºC – 34,0ºC
• Suhu udara malam hari : 20,8ºC – 24,4ºC
• Suhu minimum-maksimum : 23,0ºC – 31,8ºC
• Kelembaban udara rata-rata : 83%

Sumber: http://www.gorontaloprov.go.id

Rate this:

Mengenal Kepulauan Karimunjawa

03 Wednesday Jun 2009

Posted by agung perdana t.s in Wisata, Seni dan Budaya

≈ 10 Comments

Tags

Karimunjawa, Wisata

Menuju kepulauan Karimunjawa dan melihat sebuah pemandangan alam yang sangat luar biasa dari sebuah karya yang Maha Kuasa.

Untuk sampai di pulau itu, dapat menggunakan 2 alternatif jalur perjalanan dari laut atau dari udara. Transportasi udara ditempuh melalui Bandara Ahmad Yani Semarang menuju Bandara Dewadaru yang saat ini hanya dilakukan oleh PT. Wisata Laut Nusa Permai (Kura-kura Resort). Sedangkan transportasi laut dapat ditempuh menggunakan kapal Muria yang berlayar 2 kali seminggu dari Pelabuhan Kartini Jepara dengan waktu tempuh sekitar 6 jam atau dengan kapal cepat Kartini dengan waktu tempuh kurang lebih 3,5 jam. Pelayaran danya dilakukan pada hari libur saja sabtu dan minggu.

Karimunjawa, salah satu kecamatan di Kabupaten Jepara adalah merupakan satu-satunya kecamatan di Jawa Tengah yang dipisahkan lautan dengan daratan Jawa yang berjarak 45 mil laut dari ibukota Kabupaten dan 60 mil laut dari ibukota propinsi, dan merupakan untaian pulau-pulau kecil yang terdiri dari 27 pulau dengan luas 7129 ha serta luas perairan 107.225 ha, pada umumnya pulau-pulau itu masih merupakan hutan tropis dataran rendah dan hanya 5 pulau yang dihuni. Nama Karimunjawa konon diambil dari kata (Keremun = Jawa) atau samar-samar, maksudnya adalah gugusan pulau ini bila dilihat dari daratan Jawa terlihat (keremun-keremun/samar-samar). Nama tersebut konon diberikan saat Sunan Nyamplungan datang ke Karimunjawa (orang pertama yang datang menginjakkan kaki didaratan karimunjawa) (wiki).

Karimunjawa ini didiami oleh Suku Jawa dan Suku Bugis yang telah lama hidup berdampingan. Karena wilayahnya adalah lautan, tentu sebagian besar mereka bermata pencaharian sebagai nelayan. Hasil lautnya seperti ikan, cumi-cumi dan udangnya yang masih sangat segar karena lautnya belum banyak tercemar.

Pulau ini sangat ramai pada waktu hari libur, terutama sabtu dan minggu saja. Karena pada waktu itu banyak wisatawan asing dan lokal yang berkunjung untuk bertamasya. Pada hari minggu, di desa ada pasar tumpah juga. Pasar ini berada di jalan-jalan desa. Keindahan alam dan keramah-tamahan penduduk Karimunjawa membuat rasa emosional tersendiri.

Penginapan
Tidak perlu khawatir tentang tempat menginap bila datang ke pulau ini, karena ada 2 pilihan alternatif tempat untuk beristirahat. Untuk anda yang mempunyai biaya terbatas dapat memilih untuk menginap di guest house di sekitar pulau yang berkisar 500-700 rb dan anda sudah dapat menikmati fasilitas yang disediakan. Sementara jika anda mempunyai biaya lebih dapat menikmati fasilitas di Resort. Ataupun jika anda berjiwa petualang, anda bisa tinggal dipinggir pantai dan mendirikan tenda atau anda bisa juga tinggal di pulau-pulau yang tidak berpenghuni.

Wisata ikan hiu
Di kepulauan Karimunjawa ini anda dapat berenang dengan ikan-ikan hiu yang terkenal dengan ikan berdarah dingin dan ganas. Kolam ikan hiu ini mempunyai sensasi yang berbeda, bisa bikin jantung berdebar kencang. Namun pada bulan-bulan khusus, kita dilarang berenang di kolam tersebut karena ikan-ikan ini sedang ganas-ganasnya.

Obyek wisata
Di pulau ini ada 2 alternatif berwisata, tinggal memilih, anda suka laut atau darat. Namun yang paling favorit para wisatawan adalah wisata laut. Kepulauan Karimunjawa terkenal dengan keindahan wisata lautnya yang masih asri. Pantai pasir putih, terumbu karang yang indah dan beragam biota laut yang belum tercemar. Berbagai aktivitas berlibur yang berkaitan dengan air pun dapat dilakukan disini, seperti menyelam, snorkeling, berenang , memancing hingga surfing.

Wisata kuliner
Pulau Karimunjawa juga menyediakan makanan-makanan yang pastinya menggoda selera makan anda. Pernahkah mendengar nama makanan jadah, gethuk atau jagung berondong? jawabannya pasti pernah. Tetapi pernahkah mencicipi makanan Broyo? kalau belum maka datang dan coba sendiri makanan ini di Kampung Karimunjawa. Broyo adalah makanan yang terbuat dari bahan dasar kacang-kacangan. Makanan ini hanya ada di Karimunjawa dan rasanyapun berbeda daripada yang lain.
Sumber: Sandy 4Pilar

Tertarik berpetualang ke Karimunjawa??? Hayuk kapan…

Rate this:

Newer posts →

aperdanats

  • agung perdana t.s

Kategori

  • Agenda Luangkanlahsejenak (14)
  • Celoteh Film (5)
  • Celoteh Lingkungan (26)
  • Celoteh Nusantara (15)
  • Celoteh Pertanian (2)
  • Environment & Social Responsibility (1)
  • Jepretan Alamakjang (4)
  • Reportase Perjalanan (10)
  • Seputar Gorontalo (2)
  • Seputar Yogyakarta (1)
  • status (4)
  • Wisata, Seni dan Budaya (32)

Archives

  • September 2014
  • January 2013
  • August 2012
  • June 2012
  • May 2012
  • January 2012
  • August 2011
  • April 2011
  • September 2010
  • June 2010
  • May 2010
  • April 2010
  • March 2010
  • February 2010
  • January 2010
  • December 2009
  • November 2009
  • October 2009
  • September 2009
  • August 2009
  • July 2009
  • June 2009
  • May 2009
  • April 2009
  • March 2009
  • January 2009

Angkringan Brainstorming Buku Download Film Hunting Internet Jazz Kagama Riau Karier Karimunjawa Konservasi Lagu Lomba Pendidikan Perjalanan Petualangan Puisi Sejarah Seminar Seni Snapshoot Wisata yogya semesta

Link populer

  • Dunia Fotografi
  • Hyem
  • Jejak Petualang
  • Kick andy
  • Mac Indonesia
  • Mac Internasional

Warta dunia

  • greenpeace
  • koran internet
  • Lowongan kerja
  • National geographic
  • pertaniansehat
  • situshijau
  • supportergreenpeace
  • supporterwwf
  • wwf

Blog teman

  • hermawan kartajaya
  • ipin
  • Laili Aidi
  • nahda
  • nursatria
  • plantagama
  • primordia
  • rosodaras
  • S. Riyanta
  • sita
  • uup
  • wimar witoelar
  • yulian

Core

  • Register
  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.com

RSS National Geographic

  • An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.

RSS Travel detik

  • An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.

Twitter @airasiaID

  • RT @andrewiredja: Enjoying Komodo National Park, Labuan Bajo mesmerizing view. You guys should visit this place at least one in our lifetim… 1 year ago

Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 10 other followers

Sebuah petualangan tidak hanya meluangkan waktu, keringat dan materi saja tetapi itu adalah sebuah perjalanan spiritual dalam peningkatan kualitas hidup seseorang...agungpts_2010

Blog Stats

  • 82,185 pengunjung


Google PageRank Checker

Create a free website or blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy